TakAda Akar, Rotan pun Jadi . 27 Agustus 2021 23:09 Diperbarui: 27 Agustus 2021 23:28 183 4 1 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto Dokpri. Tak Ada Akar Rotan pun Jadi. Oleh Maryati. Cerita kemarin sore berawal dari sebuah pepatah yang menginspirasi pada otak yang lagi pusing memikirkan bagai mana cara supaya bisa menyelamatkan anakku
Dari Wikiquote bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas. Loncat ke navigasi Loncat ke pencarianTak ada rotan, akarpun jadi dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara cara yang tidak biasa alternatif Lihat pula[sunting] Calak-calak ganti asah, menunggu tukang belum datang Tak emas bungkal diasah Tak kayu jenjang dikeping Peribahasa Indonesia A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Diperoleh dari " Kategori Peribahasa Indonesia
TikTokvideo from GusGus (@gusbagus97): "Tak ada rotan, akar pun jadi @knzymyln__ #janganfyp #bestie #ShowYourFreestyle #fypシ". DJ Maafkan Soibahku x Akon Right Now.
Dari Wikiquote bahasa Indonesia, koleksi kutipan bebas. Loncat ke navigasi Loncat ke pencarianTak ada rotan, akar pun jadi sesuatu yang dapat diganti oleh sesuatu yang lainnya. Peribahasa Indonesia A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Diperoleh dari " Kategori Peribahasa Indonesia
Bak kata pepatah, 'Tak ada rotan, akar pun jadi', yang seakan menggambarkan kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini. Bayangkan saja, bila beberapa waktu lalu ada wacana adanya perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, tapi ketika wacana itu ditolak mentah-mentah oleh banyak kalangan justru kini wacana penundaan Pemilu 2024 kian berhembus kencang.

- Pepatah 'Tak ada rotan akar pun jadi' mengajarkan kita untuk memutar otak kala ada rintangan di depan kita. Kreativitas dalam mengotak-atik apa yang ada untuk menghadapi tantangan jadi solusi atas permasalahan ini. Terkadang, kita harus mengganti beberapa hal agar rencana tetap jalan. Sayangnya, tak semua pengganti memiliki kualitas yang sama dengan awalnya. Deretan bukti di bawah ini adalah cara warganet untuk tetap bisa menggunakan suatu barang walaupun dengan otak-atik yang kocak. Walaupun bentuknya jadi aneh, asal tetap bisa berfungsi mereka tak ambil pusing. Banyak sekali bukti-bukti pepatah ini beredar di media sosial. Kamu bisa dibuat tertawa dengan hasil kreativitas kocak yang berikut ini, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, Minggu 3/1. 1. Gergaji paling ampuh untuk melawan apapun dan siapapun. foto Instagram/humorsantuy 2. Kira-kira kipasnya sekuat yang original tidak ya? foto Instagram/humorsantuy 3. Hati-hati ini malah jadinya berbahaya. foto Instagram/humorsantuy 4. Boleh juga nih kreativitasnya. foto Instagram/humorsantuy 5. Yang penting si maling jadi takut mau masuk ke rumah. foto Instagram/wkwkland_real 6. Gampang banget jadinya, tinggal pakai saja seperti di mobil. foto Instagram/wkwkland_real 7. Kombinasi kipas dan mixer ini bikin ngakak. foto Instagram/wkwkland_real 8. Yang penting airnya tetap bisa mengalir. foto Instagram/wkwkland_real 9. Kira-kira butuh waktu berapa lama ya? foto Instagram/ 10. Solusi menarik bagi mereka yang tak ingin lepas masker saat makan. foto Instagram/ brl/lin Recommended By Editor 10 Kelakuan bocah mencoba keren ini bikin ketawa sampai tahun baru 10 Tingkah unik orang pakai barang hingga rusak, iritnya kebangetan 10 Aksi kreatif orang hadapi banjir ini nyeleneh dan bikin cekikikan 10 Potret nyeleneh nggak mau ribet ini kreatif tapi bikin ngakak 10 Cara nyeleneh memilih buah ini absurd tapi kocak

INFOPENDIDIKAN - Arti Peribahasa Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi. Arti kata "peribahasa" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan, kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.. Arti Peribahasa Tak ada rotan, akar pun jadi
Apa Makna Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi”? Hello Readers! Kali ini kita akan membahas sebuah peribahasa yang sangat populer di Indonesia, yaitu “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi”. Apa sih makna dari peribahasa ini? Secara harfiah, peribahasa ini menyiratkan bahwa kita harus bisa mengatasi suatu masalah dengan cara apapun, meskipun itu berarti harus melakukannya tanpa alat atau bahan yang memadai. Dalam konteks yang lebih luas, peribahasa ini mengajarkan kita untuk menjadi fleksibel dan kreatif dalam menghadapi situasi sulit. Asal Usul Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” Ternyata, asal usul peribahasa ini masih menjadi misteri. Beberapa sumber menyebutkan bahwa peribahasa ini berasal dari sebuah cerita rakyat tentang seorang petani yang ingin membuat rotan untuk membuat keranjang. Namun, ia tidak memiliki rotan yang cukup dan harus memutar otak untuk mengatasi masalah tersebut. Ia akhirnya mencabut akar-akar pohon untuk dijadikan rotan dan berhasil membuat keranjang yang indah. Sejak saat itu, peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” sering digunakan untuk menggambarkan kebijaksanaan dan kreativitas dalam menghadapi situasi sulit. Contoh Penggunaan Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” Peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pekerjaan dan bisnis. Misalnya, ketika kita menghadapi kendala dalam mencari solusi untuk suatu masalah, kita bisa menggunakan peribahasa ini untuk menggambarkan bahwa kita harus tetap berusaha mencari jalan keluar meskipun terbatasnya sumber daya yang lainnya adalah ketika kita ingin memulai usaha baru, namun terkendala oleh modal yang terbatas. Dalam situasi seperti ini, kita bisa mengaplikasikan peribahasa ini dengan mencari cara-cara kreatif untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mempromosikan produk kita secara gratis. Kesimpulan Dalam kesimpulannya, peribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” mengajarkan kita untuk selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi situasi sulit, meskipun terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Dalam kehidupan modern yang semakin kompleks, peribahasa ini menjadi semakin relevan dan penting untuk dijadikan pedoman dalam menghadapi berbagai macam kasih sudah membaca artikel ini, sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya! Takada Rotan, Akar pun Jadi. Semenjak bergabung dengan Kompasiana kegiatan menulis menjadi sebuah kebutuhan untukku. Layaknya seperti makan yang jika terlewatkan terasa ada yang kurang. Juga layaknya hutang yang jika belum dibayar maka akan meresahkan jiwa dan pikiran. Benar, kegiatan menulis kini menjadi hutang bagiku yang harus ku bayar dan Tiada rotan akar pun berguna jadi berasal dari kata dasar dari tiada rotan akar pun berguna jadi dapat masuk ke dalam jenis peribahasa. Tiada Rotan Akar Pun Berguna Jadi Kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga meskipun kurang baik dapat dipakai juga. Kesimpulan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti tiada rotan akar pun berguna jadi adalah kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga meskipun kurang baik dapat dipakai juga. Tiada rotan akar pun berguna jadi berasal dari kata dasar rotan. TranslatePDF. PRAKTIKUM TAKSONOMI VASKULER DI KEBUN RAYA BOGOR, JAWA BARAT Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Taksonomi Non Vaskuler yang Diberikan Oleh Ibu Handayani, M. Si. Disusun Oleh : Enggar Murni Oktaviyanti 2620110004 BIOLOGI SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI'IYAH 2014 f KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hari ini, Rotan tidak hadir ke sekolah karena menurut informasi guru piket, ia sedang mengunjungi keluarga ayahnya yang sedang sakit. Biasanya Rotan menyampaikan pesan kepada Akar jika tidak hadir ke sekolah. Akar sahabat dari Rotan yang sejak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas selalu bersama. Rotan dan Akar sudah seperti dua orang sahabat yang tak dapat memiliki keahlian dan pengetahuan di bidang IPA, sedangkan Akar tidak memiliki keahlian di bidang IPA. Keduanya sedikit berbeda pandangan dalam berbagai kegiatan, baik olimpiade mata pelajaran maupun kegiatan festival. Rotan memilih jurusan IPA disebabkan sejak Sekolah Dasar, dirinya menguasai pelajaran berhitung dan yang berkaitan dengan materi pengetahuan alam. Akar yang sejak Sekolah Dasar sering mengikuti lomba berpidato dan mampu berkomunikasi dengan baik, sehingga ia lebih memfokuskan diri memilih bidang-bidang dan Akar selalu pergi bersama ke sekolah dengan berjalan kaki. Jarak sekolah dengan tempat tinggal mereka kira-kira 2 km. Walaupun jarak yang ditempuh tidak terlalu dekat, Rotan dan Akar tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Mereka berdua selalu berangkat ke sekolah lebih awal, sehingga tiba di sekolah sepuluh menit sebelum tanda bel masuk kelas berbunyi. Rotan dan Akar sudah kali kedua berturut-turut memenangkan OSN mewakili kota kelahiran mereka. Rotan dan Akar diibaratkan pepatah lama, Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi, Tak ada yang baik yang buruk pun jadi. Dari segi kecerdasan yang dimiliki Rotan dan Akar tidak jauh berbeda. Akan tetapi yang membedakan keduanya, yaitu dari segi perilakunya. Rotan memiliki sikap yang santun, ramah, disiplin, dan bertanggungjawab. Sedangkan Akar sedikit egois, cuek, dan senang dipuji. Rotan dan Akar sangat kompak, meskipun memiliki perbedaan sikap dan perilaku. Rotan dan Akar tidak pernah bertengkar, meskipun memiliki perbedaan pandangan terhadap sesuatu hal. Hal ini, membuat teman-teman sekelasnya merasa bangga kepada Rotan dan Akar yang tetap menjalin upacara bendera pada hari Senin berlangsung, Rotan yang bertindak sebagai pemimpin upacara tidak dapat melanjutkan pelaksanaan dengan baik, Akar dengan sigap menggantikannya. Kejadian yang sama juga pernah dialami Akar, ia tidak mampu berdiri dengan sikap tegak saat upacara bendera. Posisinya langsung digantikan oleh Akar sehingga tidak terjadi permasalahan pada pelaksanaan upacara tersebut. Wajar saja jika Rotan dan Akar seperti pinang dibelah dua dalam ikatan persahabatan Rotan dan Akar mulai terusik sejak hadirnya Duri di tengah-tengah mereka. Duri merupakan siswa baru, pindahan dari salah satu SMA di kota. Duri mencoba untuk mengacaukan ikatan persahabatan antara Rotan dan Akar. Duri tidak menginginkan Rotan dan Akar tetap bersama. Segala macam cara terus ia lakukan agar Rotan dan Akar berhasil melepaskan ikatan persahabatan Rotan dan Akar. Rotan dan Akar pun sudah tidak terlihat akur satu sama lain. Pertengkaran sering terjadi hingga Rotan dan Akar bermusuhan. Duri mencoba mendekati Akar dan berusaha memengaruhinya agar menjadi sahabatnya. Kini Duri dan Akar menjalin persahabatan. Sedangkan Rotan harus tersingkir dan terpisah dari sahabatnya Akar. Duri berusaha menyatukan visi dan misi yang telah dipersiapkannya untuk dikerjakan bersama Akar. Visi dan misi Duri yang akan membuat kondisi lingkungan sekolah yang damai menjadi sekolah yang suasananya penuh dengan kelicikannya akan memengaruhi Akar agar berbuat kejahatan di sekolahnya. Sejak awal, perbuatan yang dilakukan Duri sudah tercium oleh Rotan. Gerak-gerik Duri yang telah merusak dan memutuskan persahabatan antara Rotan dengan Akar, telah diawasi sahabat-sahabat Rotan yang tidak menginginkan sekolah yang mereka cintai dirusak karena ulah Duri. Sahabat-sahabat Rotan akan berusaha mengembalikan Akar agar menjadi siswa yang peduli terhadap kedamaian sekolah dan memahami akan arti dan sahabat-sahabatnya akan menunjukkan bukti kepada Akar, bahwa dirinya telah dihasut oleh Duri yang telah memutuskan persahabatannya dengan Rotan. Mereka juga akan merekam pembicaraan Duri dengan teman-temannya yang berasal dari luar sekolah. Mereka akan berusaha menghentikan tindakan kejahatan yang direncanakan Duri untuk merusak kedamaian lingkungan sekolah. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya

Takada akar Rotanpun jadi. Tak ada Masker Topeng pun jadi . Karena tidak memiliki masker, Seorang wajib pajak, terpaksa memakai topeng mainan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semenjak bergabung dengan Kompasiana kegiatan menulis menjadi sebuah kebutuhan untukku. Layaknya seperti makan yang jika terlewatkan terasa ada yang kurang. Juga layaknya hutang yang jika belum dibayar maka akan meresahkan jiwa dan kegiatan menulis kini menjadi hutang bagiku yang harus ku bayar dan tunaikan setiap hari agar lunas. Aku sudah bertekad dalam diri untuk membuat 2 tulisan dalam sehari dan menyetorkannya kepada kompasiana. Pernah aku ingkar satu hari hanya membuat 1 tulisan maka keesokan harinya aku harus melunasi dengan 3 tulisan baru. Intinya bergabung dengan kompasiana membawa perubahan positif dalam diriku. Terimakasih mencapai kosistensi memang sulit dan selalu ada gangguan. Namun aku selalu berupaya untuk melakukan yang terbaik. Misal aku pernah kebingunan untuk menulis karena kehabisan ide. Seharian aku memikirkan ingin menulis apa namun tak juga kunjung bisa ku tulis. Aku mencoba membaca artikel orang lain, membaca buku, menonton youtube tetap saja hasilnya nihil. Hingga keesokan harinya aku memutuskan untuk bertemu dengan seorang teman untuk meminjam sebuah buku politik. Perjalanan menuju kampus yang lumayan jauh aku tempuh dengan berjalan kaki. Tanpa disangka apa yang aku lihat, dengar dan rasakan hari itu bisa menjadi sebuah ide cerita. Bahkan yang paling mengejutkan tulisan itu bisa menjadi artikel pilihan kompasiana. Sebagai pangkat junior tentu itu menjadi kebahagian tersendiri, hehehe. Selain itu kuota pun pernah menjadi kendala aku untuk mengirim tulisan. Pernah suatu hari ponsel jadulku tidak ada jaringan internet, ponsel I phone ku masuk ke dalam air, sialnya lagi wifi yang biasa aku akses di tempat kerja tidak bisa menolongku karena hari itu aku libur bekerja. Konyolnya lagi aku sudah tak punya uang sepeser pun. Aku terdiam dan berpikir sejenak, hingga munculah sebuah ide untuk menggunakan wifi semangat aku bergegas menuju kampus dengan berjalan kaki. Menerjang panasnya mentari siang itu, membiarkan keringat membanjiri tubuhku hingga kurelakan kakiku terluka karena di paksa berjalan jauh. Menahan hausnya dahaga karena persediaan air galon di kosan sudah habis. Tapi tidak apa, yang terpenting aku bisa melunasi hutangku untuk menulis dan jiwa ku bisa sedikit lirik lagu dari grup band Tulus yang berjudul Manusia Kuat seperti ini "Kau bisa patahkan kakiku tapi tidak mimpi-mimpiku. Kau bisa lumpuhkan tanganku tapi tidak mimpi-mimpiku. Kau bisa merebut senyumku tapi sungguh tak akan lama. Kau bisa merobek hatiku tapi aku tau obatnya. Kau bisa hitamkan putihku, kau takan gelapkan apapun. Kau bisa runtuhkan jalanku kan kutemukan jalan yang lain." Kurang lebih lirik lagu tersebut yang selalu memotivasi aku untuk selalu membuat tulisan, terlepas dari apapun yang mencoba menghalanginya. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada kuota, wifi pun jadi. heheheheSemangat berkarya untuk Indonesia! Lihat Hobby Selengkapnya
LigaInggris: Strategi Transfer MU Berubah, Tiada Rotan Akar Pun Jadi; Liga Inggris: Erik ten Hag Datang, Belanja Pemain, MU Diramal Tetap Sulit 4 Besar; Foto: Senyum Sumringah Pemain MU di Sesi Latihan Jelang Laga Perdana Liga Inggris 2022 / 2023, Ada Cristiano Ronaldo

Peribahasa lama TIADA ROTAN, AKAR PUN BERGUNA merupakan satu peribahasa yang sinonim dengan kehidupan masyarakat kita sejak dahulu. Peribahasa ini memberi makna atau maksud "Bila tidak ada barang yang baik, yang buruk pun berguna pula". Pembayang ini amat sesuai diambil oleh bijak pandai bahasa kita kerana mereka amat teliti dengan bagaimana hendak mengusahakan sesuatu itu agar maksud dicapai. Orang yang sering masuk hutan atau belukar untuk mencari kayu atau hasil hutan sering gunakan rotan untuk mengikat hasil seperti kayu ubatan, pucuk herba, buah-buahan hutan dan sebagainya. Bagaimana pun agak sukar kadang-kadang untuk menemui tumbuhan rotan yang sesuai untuk mengikat kayu kerana rotan hanya tumbuh dikawasan tertentu sahaja. Lazimnya batang rotan kecil amat sesuai dijadikan pengikat kerana ia mudah dilentur dan amat kuat dijadikan bahan pengikat. Jika tidak menjumpai rotan, lazimnya mereka akan mencari beberapa jenis akar kayu yang sesuai untuk dipotong dan dijadikan tali pengikat walau pun kualitinya tidak sama. Walau pun kebanyakan akar kayu tidak berapa kuat dan pendek ukurannya tetapi ia masih berfungsi juga untuk tujuan mengikat. Antara jenis akar atau batang yang boleh digunakan seperti tuba, akar kayu ara dan sebagainya. Apa pun artikel dalam "Anim Agro Technology" kali ini membincangkan tanaman dan tumbuhan rotan yang dikiaskan dalam peribahasa ini secara ilmiah. ROTAN Calamus spp merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga Palma dari suku Calameae yang mempunyai 17 genus dan sekitar 611 spesies. Tumbuhan ini ada dalam hutan malar hijau kawasan tropika termasuk di Malaysia dan digunakan dalam industri perabut, hiasan serta lain-lain kegunaan. Rotan di Malaysia juga sering dikaitkan dengan kegunaannya untuk SEBATAN’ atau Canning’ bagi banduan-banduan yang menjalani hukuman sebatan. Genus rotan yang didapati adalah seperti Calamus; Calospatha; Ceratolobus; Daemonorops; Eremospatha; Eugeissonia; Korthalsia; Laccosperma; Metroxylon; Myrialepis; Oncocalamus; Pigafetta; Plectocomia; Plectomiopsis; Raphia; Zalacca; Zalacella. Rotan jenis Metroxylon pula sebenarnya masih satu genus dengan rotan tetapi ia adalah pokok sagu. Sementara rotan jenis Zalacca masih satu genus dengan salak. Daripada 611 spesies rotan yang ada didunia dilaporkan paling banyak terdapat di Indonesia iaitu sebanyak 246 spesies dimana di Malaysia 205, di Filipina 84, di Brunei 81, di Thailand 69, di India 60, di China 57, Papua New Guinea 42, Laos 29, Myanmar 27, Vietnam 21, Singapura 18, Cameroon 17, Equator Guinea 12, Bangladesh dan Nigeria 11, Sri Lanka 10, Australia 9, Angola 8, Bhutan, Ghana dan Zaire 7, beberapa negara di Afrika, Asia dan Asia Pasifik 5. Dari 205 spesies rotan yang ada di Malaysia didapati beberapa diantaranya merupakan rotan komersial yang kualitinya sangat baik. Antaranya saya sering dengar Rotan Manau Calamus manan, Rotan Lilin Calamus javensis, Rotan Irit Calamus trachycoleus, Rotan Jernang Besar Daemonorops draco dan juga Rotan Manis Daemonorops melanochaeta. Rotan Manis mungkin mendapat nama kerana spesis ini mempunyai umbut rebung yang manis dan enak dimasak sebagai sayur. Spesis batang rotan massif pula didapati berongga sama seperti buluh dan ianya banyak menyimpan air. Dalam hutan rimba kita boleh juga memenafaatkan rotan manis ini dengan pucuknya dipotong dan bahagian pangkalnya juga dipotong maka dari akar akan keluar air yang segar untuk diminum. Semasa saya masuk hutan Endau di Mersing pada 1999, saya telah diberitahu oleh Tok Batin Sangka a/k Cuka dan mendapati selain rasanya yang segar, air rotan ini juga mengandungi banyak kandungan zat yang menyihatkan dan menghilangkan kehausan. Batang rotan merupakan komoditi penting yang bernilai dipasaran tempatan dan antarabangsa. Penanaman Rotan Manau Calamus manan dan beberapa spesis rotan lain boleh menggunakan bahan tanaman Anak Sulur tunas pangkal batang tetapi cara penanaman rotan menggunakan benih dari BIJI BENIH adalah lebih mudah. Buah rotan adalah hampir serupa dengan Buah Salak cuma bentuknya agak bulat. Kulit buah rotan juga mempunyai sisik. Seperti halnya tumbuhan dari keluarga palmae, didapati buah rotan berada dalam tandan dan seludang dimana saiz buah bergantung dari saiz ukurlilit batang batang rotan. Daripada pemerhatian saya mendapati ada yang sebesar bola ping-pong dan yang kecil bersaiz kurang dari 1 cm ukurlilit. Buah rotan biasanya mempunyai biji tunggal dengan daging buah yang tipis dan rasanya sangat kelat. Walau pun begitu didapati binatang hutan banyak yang makan buah rotan yang makan dengan menelan bersama bijinya dan proses ini membantu menyebarluasan spesies rotan secara lebih efektif. Buah rotan yang akan digunakan sebagai benih perlu dipilih dari yang benar-benar sudah cukup tua. Buah ini perlu dipisahkan dari kulit serta daging buahnya yang sangat tipis itu dengan cara mengupas pulping. Caranya ialah dengan buah rotan diletak dalam keranjang yang kuat kemudian ditumbuk dengan alu kayu atau penumbuk yang berat. Kerja ini perlu dibuat dengan teliti dan pelahan2 agar kulit dan daging buah terkelupas tetapi bijinya tidak pecah. Buah yang telah dikupas kulit ini perlu ditapaikan dulu dengan cara dibiarkan dalam satu longgokan selama 24 jam. Setelah itu biji dicuci bersih dengan air yang mengalir. Pada waktu mencuci ini biji rotan boleh di pijak dengan kaki yang pakai kasut getah atau kasut but yang bersih. Pokok Rotan mempunyai masaalah serangan beberapa serangga perosak diantaranya seperti Ulat Makan Daun Lepidoptera spp, Kumbang Makan Batang Cerambycidae spp, Serangan Antraknos oleh Kulat Collectotricum spp; Fusarium spp, Culvularia spp., Cercospora spp dan sebagainya pada bahagian daun muda dan pucuk. Terdapat laporan berlaku serangan patah tengkuk oleh Kulat Perosak Pokok Rhizoctonia solani pada pokok rotan yang perlu dikawal dengan racuk kulat dan sebagainya. Cara menuai pokok rotan juga perlu cekap kerana duri rotan merbahaya jika tercucuk pada tubuh kita. Kajian dari beberapa buku menunjukkan pokok rotan yang telah berumur 15 tahun keatas mempunyai kualiti rotan yang baik untuk dituai. Bagaimana pun pokok rotan yang bermur 7-10 tahun akan dituai awal kerana ianya sudah dikira matang. Tanda-tanda batang rotan sudah matang adalah jika didapati batang rotan Cane sudah tidak ditutupi pelepah Licin sepanjang 12-15 meter panjang. Warna batang rotan lazimnya hijau kekuningan atau telah menjadi warna kuning terang dan keras serta padu. Cara menuai rotan dengan memotong pangkal perdu rotan dan kemudian ditarik serta dibersihkan dari duri, pelepah dan seludang. Bagi rotan saiz kecil ianya di gulong-gulong atau dilipat beberapa kali untuk dibawa keluar. Rotan yang bersaiz atau diameter besar dan kasar di potong sepanjang 3-4 meter dan diikat untuk dibawa keluar. Anda boleh baca tulisan saya mengenai ritan Sila klik disini dan Sila Klik disini. Semuga artikel ini memberi indo berguna kepada anda. Wasallam! TIADA ROTAN... AKAR BERGUNA... MENANAM ROTAN... SATU USAHA... HARGA ROTAN... MAHAL MENGGILA... BACA ARTIKEL...ASAL PERIBAHASA... By, M Anem, Senior Agronomist, Precint 11, Putrajaya, Wilayah Persekutuan, Putrajaya. 12 Safar 1437H

TakAda Rotan Akar Pun Jadi, Tak Ada Masker Pakai Celana Dalam Pun Oke/Sopir pakai celana dalam untuk gantikan masker/Facebook/ Abahe Fika (Facebook/ Abahe Fika) RIAU ONLINE, JAKARTA-Tidak ada rotan akar pun jadi. Pepatah ini dipakai seorang sopir pikap yang kesulitan mendapatkan masker bedah. Alih-alih menggunakan alternatif lain misalnya

Sori Siregar*, KOMPAS, 22 Agu 2015 Dua peribahasa Indonesia hampir bersamaan bunyinya. Yang pertama ”tiada rotan, akar pun jadi” yang bermakna, jika tak ada yang baik, yang jelek pun berguna. Yang kedua, ”tiada rotan, akar pun berguna” yang berarti bahwa apabila tak ada yang lebih baik, yang kurang baik pun boleh. Saya membaca ini dalam Kamus 5000 Peribahasa Indonesia yang ditulis Heroe Kasida Brataatmadja keluaran Penerbit Kanisius, Yogyakarta 1985. Perbedaan kedua peribahasa tersebut hanyalah pada kata jadi dan berguna. Maknanya sebenarnya sama. Dari peribahasa yang menggunakan kata rotan, tampaknya kedua peribahasa inilah yang paling populer. Karena populer, rasanya tak mungkin adaorang yang salah menuliskannya. Karena itu, ketika harian ini menulis peribahasa itu dengan pengertian sebaliknya, semula saya terkejut. Namun, hanya sebentar. Setelah itu saya berpikir bahwa ini adalah pelesetan atau lucu-lucuan. Mang Usil yang menulis di Rubrik Pojok Kompas, 22 April 2015 mengatakan ”tiada akar, rotan pun berguna”. Nah, artinya berubah menjadi ”jika tak ada yang jelek, yang baik pun jadi”. Saya tidak yakin maksudnya seperti itu. Mang Usil menulis demikian untuk mengomentari pendapat Komisi III DPR yang menilai Budi Gunawan layak jadi wakil kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peribahasa yang digunakan Mang Usil itu mengingatkan saya kepada kalimat yang berbunyi ”kalau bisa dibuat sulit, mengapa harus dipermudah”. Seharusnya kalimat ini ditulis, ”kalau bisa dibuat mudah, mengapa harus dipersulit”. Ini juga dapat dianggap pelesetan karena masyarakat muak menyaksikan perilaku para pejabat yang menyalahgunakan kekuasaannya. Pelesetan memang sering membuat hati senang. Bahkan, dalam puisi pun pelesetan dapat dilakukan. Seingat saya penyair Taufiq Ismail dalam larik-larik puisinya pernah menulis ”maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan kepanjangan”. Seorang pengarang lainnya dengan enak mengatakan ”berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersakit-sakit selamanya”. Apabila dihimpun, peribahasa yang dipelesetkan ini banyak sekali. Misalnya, ”hidup segan, mati tak hendak” dipelesetkan menjadi ”hidup segan, mati pun mau”. ”Ilmu lebih baik daripada harta” menjadi ”harta lebih baik daripada ilmu”. ”Biar lambat asal selamat” sudah lama berganti menjadi ”boleh cepat asal selamat”. ”Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah” dianggap tidak sesuai dengan kemajuan zaman karena itu dibuatlah ”raja adil raja disembah, raja lalim juga disembah”. Di negeri ini kan begitu. Pelesetan di atas tampaknya ada kaitannya dengan realitas sosial di sekitar kita. Yang menyusul ini demikian juga halnya. Komponis Cornel Simanjuntak tentu tidak main-main ketika menulis lirik lagu ”Maju Tak Gentar”. Namun, orang-orang yang gemar membuat pelesetan dengan seenaknya mengubah lirik ”maju tak gentar membela yang benar” menjadi ”maju tak gentar membela yang bayar”. Pepatah yang berbunyi ”sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”, menurut seorang aktivis layak diganti dengan ”berkali-kali lancung ke ujian, tetap saja masih dipercaya”. Pelesetor kalau saya boleh menggunakan kata ini yang gemar bercanda juga tak kehilangan rasa humor ketika mengatakan ”bersatu kita teguh, bercerai kita kawin lagi”. Pepatah atau peribahasa diwariskan oleh para pendahulu kita sebagai peringatan tak resmi, yang perlu mendapat perhatian. Karena itu, jika kita mendengar orang berbicara terlalu banyak, sedangkan pengetahuannya setempurung, kita akan segera diingatkan oleh peribahasa ”tong kosong nyaring bunyinya”. Pelesetan yang banyak dilakukan terhadap pepatah sama sekali tidak bermaksud merendahkan, tetapi semata-mata dimaksudkan sebagai gurauan segar. Mang Usil juga mungkin bermaksud seperti itu. * Cerpenis Diterbitkan oleh Rubrik Bahasa Kumpulan artikel rubrik bahasa Indonesia dari berbagai media massa Lihat semua pos dari Rubrik Bahasa Telah Terbit 22 Agustus 20155 September 2015 Navigasi pos

TakAda Rotan, (Tidak Selalu) Akar pun Jadi. Jika mengundang teman-teman dari berbagai bangsa termasuk yang dari Indonesia untuk makan di rumah, biasanya saya memasak kuliner Nusantara. Alasannya karena masakan Nusantara adalah yang paling bisa saya buat. Selain itu saya cukup percaya diri untuk menyajikannya kepada tamu, sekalian

Berikut ini adalah penjelasan tentang Tak ada rotan, akar pun jadi dalam Kamus Peribahasa bahasa Indonesia Tak ada rotan, akar pun jadiJika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun bisa digunakan. Lihat jugaTak ada padi beras setangkaiTak ada pendekar yang tak bulus, tak ada juara yang tak kalahTak ada rotan, akar pun jadiTak ada tanaman menolak hujanTak ada terlawan jika buaya menyelam airTak akan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah diaTak akan serik luka dimakan tajak, esok lusa kebendang jugatak ada padi yang bernas setangkaitak ada pendekar yang tak bulustak air talang dipancungAda air, ada ikanAda angin, ada pokoknyaAda asap, ada apiAda bangkai, ada heringAda batang mati, ada cendawan tumbuhAda beras, taruh dalam padiAda biduk, serempu pulaAda bukit, ada payaAda bunga, ada lebahada angin ada pohonnya hujan berpohon, panas berasal
TakAda Rotan Akar Pun Jadi. Oleh Chakrita Tambunan 16-01-2014. Tiga bulan pertama tinggal di Wolfville, Nova Scotia, Kanada, lidah ini sangat merindukan citarasa masakan Indonesia, terutama buatan ibu saya. Mengingat saya satu-satunya mahasiswa Indonesia di kampus, tak ada tempat bertanya, di mana bisa menemukan bumbu-bumbu Indonesia, atau
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_173651" align="aligncenter" width="551" caption="Lukisan Pribadi dibuat tahun 2005, media photoshop"][/caption] "Tak ada Rotan, akar pun jadi" kata perumpamaan ini tentunya sangat akrab dengan telinga kita, perumpamaan ini sangat saya pakai dalam kehidupan sehari-hari saya, dan kata-kata inilah yang memotivasi saya untuk kreatif disaat sedang dalam serba keterbatasan. Dalam pekerjaan sehari-hari, kata perumpamaan ini juga saya pakai sebagai prinsip, disaat saya menghadapi berbagai kendala, apa lagi aktivitas saya dalam bidang seni, tentu sangat dituntut memiliki kreativitas yang tinggi, sekali pun dihadapi keterbatasan materi, namun karya seni yang dihasilkan tetap memiliki estetika yang tetap mumpuni. Di tahun 90an, disaat keadaan ekonomi rumah tangga saya sedang terpuruk, saya pulang ke daerah Jambi, karena teman-teman dijambi mengenal saya sebagai penggiat seni, maka saya pun diajak untuk pameran lukisan secara bersama. Pada saat itu saya sama sekali tidak memiliki karya, karena memang saya sudah tidak lagi aktif melukis, namun karena ingin memenuhi dan menghargai ajakan teman, maka saya pun menyanggupi. Dalam keterbatasan yang ada, saya mencoba membuat beberapa karya seni lukis dengan peralatan yang ada, yaitu, pensil, pulpen dan spidol. Saya pun melukis diatas bahan kertas sebatas yang mampu saya beli. Yang saya ingat pada waktu itu adalah wejangan para seniman besar yang pernah saya temui, bahwa nilai sebuah karya seni itu bukanlah terletak pada mahalnya materi yang kita gunakan, tapi yang paling penting adalah kejujuran kita saat menuangkan rasa pada karya yang kita buat. Maka saya pun teringat juga kata perumpamaan "Tak ada rotan, akar pun jadi" kata ini mengandung makna, tidak ada pun bahan yang kita harapkan untuk berkarya, bahan apa pun yang ada asal kita mampu mengolahnya menjadi sebuah karya seni, maka karya seni tersebut pun akan memiliki nilai tersendiri, yang terpenting memenuhi standar estetika dan bernilai seni. Sampai pada waktunya pameran digelar, karya saya pun ikut di pajang di ruang pameran, karena karya saya hanya hitam putih, maka karya tersebut diletakkan diurutan terakhir dalam ruang pameran tersebut. Berbagai karya lukisan yang di pamerkan, ada juga pelukis yang berani memajang lukisan hasil menjiplak dari lukisan dikartu lebaran, namun saya tidak ingin mengomentarinya. Saat pameran tersebut digelar, panitia juga membuat forum diskusi untuk membahas setiap karya, ternyata karya lukisan saya banyak menjadi pembicaraan, karena dianggap aneh sendiri. Ada yang bertanya, kenapa lukisan saya hanya hitam putih, dan hanya menggunakan materi pensil, pulpen dan spidol. Secara terus terang saya menjawab, saya hanya mampu membuat lukisan dengan materi tersebut, bagi saya kejujuran dalam mengekspresikan rasa seni lebih penting, dan saya pun menjelaskan apa adanya tentang semua kondisi saya. Jawaban-jawaban saya tersebut menjadi inspirasi yang sangat berharga bagi para peserta pameran, karena diantara mereka ada yang mati kreativitasnya hanya karena keterbatasan peralatan, dan bagi saya saat itu memberikan wawasan kreatif seperti itu adalah untuk memotivasi mereka agar terus berkarya, tanpa tergantung pada peralatan lukis yang terbilang mahal, yang paling penting adalah bisa menyalurkan hasrat melukis dan agar terus bisa melukis tanpa tergantung pada kondisi apa pun. Demikianlah cara saya memanfaatkan kata perumpamaan tersebut menjadi prinsif dan falsafa dalam hidup dan berkarya, Tak ada rotan akar pun jadi, yang penting hasrat dan cita rasa seni bisa dituangkan tanpa ada hambatan apa pun. Salam - Ajinatha. Lihat Filsafat Selengkapnya q6FYe.
  • day5ke5kpw.pages.dev/510
  • day5ke5kpw.pages.dev/910
  • day5ke5kpw.pages.dev/308
  • day5ke5kpw.pages.dev/877
  • day5ke5kpw.pages.dev/778
  • day5ke5kpw.pages.dev/511
  • day5ke5kpw.pages.dev/647
  • day5ke5kpw.pages.dev/278
  • tak ada akar rotan pun jadi