Banyakberhubungan intim malah tak wujudkan kehamilan berkualitas. Rabu, 15 Juni 2022 20:20 Alim, ditemui di sela pameran di Surabaya, Rabu. Alim mengatakan, kerajinan pelepah daun ini sudah berkembang di Bojonegoro dengan adanya beberapa sentra kerajinan pelepah pisang yang tumbuh di daerah tersebut. Salah satunya adalah kerajinan tangan
Pengolahan pangan semakin berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan dan perkembangan teknologi. Berbagai inovasi dilakukan oleh beberapa industri pengolahan makanan dalam menciptakan produk makanan baru yang dapat diterima masyarakat. Seiring dengan beragamnya jenis makanan olahan dari buah pisang, maka meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan dari para pengusaha olahan pisang tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra dalam pengolahan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Sasaran program pengabdian ini adalah Aisyiah Ranting Gedung Johor Kecamatan Medan Johor yang berjumlah 10 orang. Mitra yang ikut berpartisipasi adalah anggota Aisyiah yang tergolong dalam usia produktif dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Metode dalam kegiatan pengabdian ini adalah 1 sosialisasi atau penyuluhan, yaitu memberikan pemahaman kepada mitra sasaran akan kesadaran kelestarian lingkungan, 2 pelatihan, yaitu memberikan pengetahuan kepada mitra sasaran bagaimana mengolah limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah antusias mitra sasaran dalam setiap proses, umpan balik dari mitra sasaran yang dinilai positif dan memberikan manfaat kepada mitra sasaran baik dalam bidang sosial yaitu memberikan rasa percaya mitra untuk berwirausaha maupun bidang ekonomi yaitu sebagai penambah penghasilan keluarga. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free E-DIMAS Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 121, 106-111 ISSN 2087-3565 Print dan ISSN 2528-5041 Online Available Online at 106 Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning1, Sakral Hasby Puarada2, Misril Fuadi3 1,2,3Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 1risnagur Received 23 Juli 2020; Revised 1 Februari 2021; Accepted 27 Februari 2021 Abstract Food processing is increasingly developing along with the development of knowledge and technological development. Various innovations have been carried out by several food processing industries in creating new food products that can be accepted by the public. Along with the diverse types of processed foods made from bananas, the amount of waste produced by the banana producers has also increased. The purpose of this activity is to provide knowledge and understanding to partners in processing banana peel waste into banana peel jam. The target of this dedication program is Aisyiah Branch Building, Johor District, Medan Johor, which amounts to 10 people. The participating partners are Aisyiah members who are of productive age and work as housewives. The method in this service activity is 1 socialization or counseling, which is to provide an understanding to the target partners of environmental awareness, 2 training, which is to provide knowledge to target partners how to process banana peel waste into banana peel jam. The results obtained from this community service activity are enthusiastic target partners in each process, feedback from target partners is considered positive and provides benefits to target partners both in the social field, namely giving partners the confidence to be entrepreneurial and the economic sector, namely as an addition to family income. Keywords banana; banana peel; jam; waste Abstrak Pengolahan pangan semakin berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan dan perkembangan teknologi. Berbagai inovasi dilakukan oleh beberapa industri pengolahan makanan dalam menciptakan produk makanan baru yang dapat diterima masyarakat. Seiring dengan beragamnya jenis makanan olahan dari buah pisang, maka meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan dari para pengusaha olahan pisang tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra dalam pengolahan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Sasaran program pengabdian ini adalah Aisyiah Ranting Gedung Johor Kecamatan Medan Johor yang berjumlah 10 orang. Mitra yang ikut berpartisipasi adalah anggota Aisyiah yang tergolong dalam usia produktif dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Metode dalam kegiatan pengabdian ini adalah 1 sosialisasi atau penyuluhan, yaitu memberikan pemahaman kepada mitra sasaran akan kesadaran kelestarian lingkungan, 2 pelatihan, yaitu memberikan pengetahuan kepada mitra sasaran bagaimana mengolah limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah antusias mitra sasaran dalam setiap proses, umpan balik dari mitra sasaran yang dinilai positif dan memberikan manfaat kepada mitra Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning, Sakral Hasby Puarada, Misril Fuadi 107 sasaran baik dalam bidang sosial yaitu memberikan rasa percaya mitra untuk berwirausaha maupun bidang ekonomi yaitu sebagai penambah penghasilan keluarga. Kata Kunci pisang; kulit pisang; selai; limbah A. PENDAHULUAN Pisang merupakan tanaman holtikultura yang banyak tumbuh tersebar di Indonesia dan banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang banyak memproduksi pisang. Berdasarkan angka produksi pisang, Sumatera Utara adalah provinsi ketiga terbanyak memproduksi pisang di pulau sumatera setelah provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. Rata-rata produksi pisang dari tahun 2015-2019 di provinsi Sumatera Utara adalah ton sedangkan yang unggul adalah di provinsi Lampung yaitu ton dan Sumatera Selatan dengan rata-rata produksi ton BPS Sumatera Utara, 2020. Berdasarkan data, ketersediaan pisang di Sumatera Utara tergolong cukup banyak dan mudah ditemui di berbagai daerah. Pisang merupakan jenis tanaman yang setiap saat berbuah tanpa ada istilah musim. Tanaman pisang dapat dikatakan sebagai tanaman serbaguna. Akar, umbi bonggol, batang, daun sampai kulitnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kulit pisang kebanyakan masih merupakan limbah pertanian yang dibuang sehingga sering menimbulkan pencemaran lingkungan Hartono & Janu, 2013. Masyarakat pada umumnya memanfaatkan pisang untuk diolah menjadi pisang rebus, pisang goreng, molen pisang, kolak pisang, bolu pisang, dan lain sebagainya. Pemanfaatan pisang yang cukup besar tersebut menghasilkan limbah kulit pisang yang belum banyak dimanfaatkan secara produktif Sutriono & Pato, 2016. Limbah kulit pisang diketahui mengandung gizi yang tinggi Gambar 1. Kandungan karbohidrat pada kulit pisang sebesar 10,80%, kandungan protein pada kulit pisang sebesar kandungan lemak pada kulit pisang sebesar 3,187%, dan kandungan vitamin pada kulit pisang memiliki vitamin C sebesar 0,15% Laily dan Diana, 2018. Kulit pisang mengandung aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dibandingkan dengan daging pisangnya. Aktivitas antioksidan pada kulit pisang mencapai 94,25% pada konsentrasi 125 mg/ml sedangkan pada buahnya hanya sekitar 70% pada konsentrasi 50 mg/ml. Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit pisang yaitu katekin, gallokatekin, dan epikatekin yang merupakan golongan senyawa flanovoid. Oleh karena itu, kulit pisang memiliki potensi yang cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan dalam bahan pangan Ermawati, dkk., 2016. Gambar 1. Limbah Kulit Pisang Kulit pisang merupakan bahan bangunan atau limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai pakan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau. Jumlah dari kulit pisang cukup banyak yaitu berkisar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas Abdi, dkk., 2016. Limbah kulit pisang yang biasanya dibuang oleh pedagang pengolah pisang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat diterima oleh masyarakat. Selai pisang adalah salah satu bentuk inovasi yang dapat dimanfaatkan dari limbah pisang sebagai usaha peningkatan nilai guna dari buah pisang. Selai merupakan panganan olahan yang berbentuk pasta yang diperoleh dari pemasakan bubur buah, gula EDUC ATI ONS - P ENG ABD IAN KE PAD A M ASY ARA KATJURNAL P ENG ABD IAN KE PADA MAS YAR AKA T VOLUME 12 NOM OR 01 MAR ET 2021 108 dan bahan pendukung lainnya. Selai merupakan produk awetan yang dibuat dengan cara memasak hancuran buah yan dicampur gula baik ditambah air atau tanpa penambahan air dan bahan tambahan lainnya Munasari, dkk., 2018. Kemajuan teknologi dan perkembangan pengetahuan masyarakat menimbulkan adanya inovasi baru dalam pengolahan pangan sehingga timbulnya beraneka ragam makanan olahan yang digemari oleh berbagai macam kalangan masyarakat. Beberapa inovasi makanan olahan dari buah yang diciptakan oleh industri atau pedagang mengakibatkan adanya limbah yang biasanya dibuang dan menjadi sampah organik. Limbah buah yang dibuang dapat merusak kelestarian lingkungan. Selai kulit pisang merupakan salah satu bentuk inovasi hasil olahan yang berasal dari limbah pisang yang kaya akan gizi. Selain karena teknologi dan pengetahuan masyarakat yang telah berkembang pesat, pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang merupakan usaha untuk memaksimalkan pemanfaatan dari pisang. Untuk itu perlu kiranya memberikan pelatihan dan pemahaman kepada masyarakat khususnya kaum ibu-ibu untuk berinovasi menjadikan limbah kulit pisang menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual yaitu selai kulit pisang. Selain untuk menambah pengetahuan berinovasi, pengolahan selai kulit pisang juga dinilai dapat menjaga kesehatan lingkungan dari adanya sampah dan dapat menjadi salah satu cara meningkatkan perekonomian rumah tangga. Adapun tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pemahaman berinovasi kepada ibu-ibu Ranting Aisyiah Gedung Johor Kecamatan Medan Johor. B. PELAKSANAAN DAN METODE Pelaksanaan program pengabdian ini dilaksanakan di Ranting Aisyiah Gedung Johor Kecamatan Medan Johor pada tanggal 24 juni 2020. Sasaran program pengabdian ini adalah anggota Aisyiah yang tergolong dalam usia produktif sehingga diharapkan ilmu yang diberikan dapat diaplikasikan dan bermanfaat. Jumlah peserta pada kegiatan pengabdian ini adalah 10 orang. Latar belakang mitra yang berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ini adalah berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki kegiatan tetap. Menurut Rusdianti, dkk. 2020 ibu rumah tangga adalah kelompok yang memungkinkan untuk diberdayakan dalam kegiatan usaha karena ada banyak ibu-ibu rumah tangga yang selama ini tidak bekerja, padahal ibu-ibu rumah tangga apabila diberdayakan, bukan tidak mungkin akan mampu meningkatkan ekonomi keluarganya. Adapun metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut Sosialisasi/Penyuluhan Sebelum melakukan kegiatan sosialisasi/penyuluhan ini terlebih dahulu beberapa anggota mitra dikumpulkan dirumah salah satu anggota Ranting Aisyiah Gedung Johor. Tujuan awal dari pengumpulan ini adalah pengenalan tim pengusul pengabdian dengan ibu-ibu Aisyiah. Kegiatan dimulai dengan ramah tamah dengan anggota kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi. Bentuk penyuluhan dilakukan melalui antarpersonal dengan tatap muka Gambar 2. Dalam sosialisasi menyampaikan bagaimana memotivasi mitra agar bisa memanfaatkan potensi limbah buah pisang untuk diolah menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, selain dapat mengolah limbah, dapat juga menjaga kelestarian lingkungan karena dapat mengurangi limbah. Kemudian hal-hal yang akan disampaikan kepada mitra mencakup pengurangan limbah pisang, kandungan gizi yang tinggi pada kulit pisang dan menciptakan produk wirausaha yang baru. Gambar 2. Sosialisasi/Penyuluhan Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning, Sakral Hasby Puarada, Misril Fuadi 109 Pelatihan/Training Metode pelatihan yang dilakukan adalah 1 mengenalkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan selai kulit pisang, dan 2 demonstrasi pembuatan selai kulit pisang seperti tersaji pada Gambar 3. Gambar 3. Pelatihan/Training C. HASIL DAN PEMBAHASAN Program pengabdian masyarakat di Ranting Aisyiah Gedung Johor Kecamatan Medan Johor dengan memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang dinilai sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan diterima nya dengan baik ilmu yang diberikan oleh tim pengusul PKM kepada mitra. Proses demonstrasi juga mendapatkan antusias dari mitra yang dibuktikan dengan keikutsertaan anggota mitra dalam proses kegiatan pembuatan selai kulit pisang. Kemudian tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pemrosesan sehingga mitra banyak berencana untuk menjual olahan limbah kulit pisang tersebut sebagai penambah pendapatan keluarga. Umpan balik dari mitra juga dinilai positif karena proses pembuatannya cukup mudah dan membutuhkan alat dan bahan yang pasti ada didapur, seperti buah pisang yang selalu tersedia di kalangan masyarakat. Menurut Rusnaini, dkk 2020 dalam penelitiannya kegiatan PKM dapat dikembangkan untuk mampu dipelihara dalam jangka panjang, dengan tersedianya sumber daya lokal yang berasal dari internal masyarakat itu sendiri, ketimbang bergantung dari sumberdaya yang berasal dari eksternal. Kegiatan pelatihan PKM dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses kegiatannya. Bahan utama yang dibutuhkan adalah kulit pisang. Tahap pertama adalah mencuci kulit pisang hingga bersih yang berguna untuk membuang sisa kotoran yang ada. Kemudian merebus kulit pisang yang sudah dibersihkan selama kurang lebih 30 menit dengan menggunakan panci perebus. Kulit pisang direbus hingga kulit pisang bagian dalam berwarna kuning. Setelah direbus, kulit pisang ditiriskan. Setelah dingin, kulit pisang bagian dalam dikerok menggunakan sendok Gambar 4. Gambar 4. Proses Pengerokan Kulit Pisang Gambar 5. Selai Kulit Pisang Kulit pisang bagian dalam yang sudah dikerok tadi diblender dengan mencampurkan dengan 2 buah daging pisang agar menambah rasa pisang dan menambahkan sedikit air. Setelah tekstur kulit pisang menjadi seperti bubur, kemudian selai kulit pisang dimasak dengan menggunakan api kecil. Sembari selai pisang dimasak dan diaduk-aduk, tambahkan gula putih untuk menambah rasa manis dan minyak pisang sebagai penambah aroma buah pisang pada selai. Aduk secara terus-menerus hingga selai kulit pisang memiliki tekstur lebih mengental Gambar 5. Secara ringkas proses pembuatan selai kulit pisang dapat dilihat pada bagan alir Gambar 6. Setelah kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi selai kulit pisang dilaksanakan manfaat yang diperoleh mitra adalah mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dalam pengolahan limbah menjadi sebuah produk olahan yang memiliki nilai ekonomi. Dalam bidang sosial, memberikan rasa percaya diri kepada mitra agar dapat mandiri berwirausaha untuk mendapatkan pengalaman berbisnis. Dalam bidang ekonomi pelatihan pengolahan EDUC ATI ONS - P ENG ABD IAN KE PAD A M ASY ARA KATJURNAL P ENG ABD IAN KE PADA MAS YAR AKA T VOLUME 12 NOM OR 01 MAR ET 2021 110 limbah kulit pisang ini bisa menjadi penambah penghasilan dalam keluarga. Menurut penelitian Puarada, dkk. 2020 kegiatan pemanfaatan kulit buah selain untuk menambah pengetahuan dan inovasi, juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menambah pendapatan rumah tangga ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Gambar 6. Proses Pembuatan Selai Kulit Pisang D. PENUTUP Simpulan Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa telah berjalan dengan baik dan lancar. Adanya respon yang positif dari mitra sasaran menunjukkan diterimanya ilmu yang telah diberikan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini mitra mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan selai dari kulit pisang. Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan, pengetahuan pengolahan limbah kulit pisang menjadi kulit pisang ini dapat menjadi salah satu penambah penghasilan mitra dan merasa percaya diri dalam memulai usaha. Saran Saran yang diberikan terhadap kegiatan pengabdian ini adalah sebaiknya siapa saja dari kalangan mana saja dapat menjadikan pengolahan selai kulit pisang ini menjadi usaha yang lebih besar dan didalami karena akan berdampak terhadap pelaku nya sendiri maupun terhadap lingkungan. Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam kegiatan pengabdian ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara UMSU yang telah memfasilitasi program pengabdian ini sehingga kegiatannya berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada mitra yaitu ibu-ibu Aisyiah Ranting Gedung Johor Kecamatan Medan Johor yang telah ikut berpartisipasi dalam semua kegiatan pengabdian ini. E. DAFTAR PUSTAKA Abdi, C., Khair, R. M., dan Saputra, M. W. 2016. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok Musa Acuminate L. Sebagai Karbon Aktif Untuk Pengolahan Air sumur Kota Banjarbaru Fe dan Mn. Jukung Jurnal Teknologi Lingkungan, 11. Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Pisang Menurut Provinsi Tahun 2015 – 2019. Direktorat Jenderal Hotikultura. Ermawati, W. O., Wahyuni, S., & Rejeki, S. 2016. Kajian Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Raja Musa paradisiaca var Raja Dalam Pembuatan Es Krim. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan. 11, 67-72. Hartono, A. & Janu, P. B. 2013. Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Pemanfaatan Limbah Buah Pisang Menjadi Selai Kulit Pisang sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang Riris Nadia Syafrilia Gurning, Sakral Hasby Puarada, Misril Fuadi 111 Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kerupuk. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol 2 No 3, September 2013, hal 198-203. Laily, N., & Diana, 2018. Formulasi Sediaan Selai Kulit Ari Pisang Kepok Musa paradisiaca L., Rasa Cokelat. Jurnal Dunia Farmasi, 31, 32-43. Munasari, S., Dwi S., & Jefriadi. 2018. Daya Terima Panelis dan Karakteristik Selai Kulit Pisang Kepok dengan Penambahan Pisang Ambon. Jurnal Teknologi Agro-Industri, 51, 10-17. Puarada, S. H., Riris N. S. G., & Wahyuni U. H. 2020. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Melinjo Gnetum gnemon L. Menjadi Produk Olahan Keripik Kulit Buah Melinjo. E-Dimas Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 114, 567-572. Rusdianti, E., Sri P., dan Paulus W. 2020. Penyuluhan Tentang Peluang Usaha Guna Menumbuhkan Kemandirian Ekonomi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 72, 147-153. Rusnaini, R., Qonita, R. R. A.., & Yuliandari, E. 2020. Pelatihan Pembuatan Abon Ikan Tawar untuk Memberdayakan Masyarakat di Desa Sidoarum. E-Dimas Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 114, 525-530. Sutriono, Y. dan Pato, U. 2016. Pemanfaatan Buah Terung Belanda dan Kulit Pisang Kepok Dalam Pembuatan Selai. Jom Faperta, 32, 1-13. ... Antioksidan bermanfaat untuk tubuh sebagai perlindungan terhadap radikal bebas yang dapat menyebabkan munculnya penyakit degeneratif. Kulit pisang juga memiliki kandungan pektin sebesar 22,4 % yang berguna sebagai pengental dalam pembuatan selai Arinta et al., 2021;Desti et al., 2020;Gurning et al., 2021;Tuhuloula et al., 2013;Wakano et al., 2016. ...Lestari MP AlibasyahMestawaty A SRaya AgniVita Indri FebrianiBuah pisang, papaya, semangka dan jeruk merupakan tanaman hortikultura yang produksinya tinggi di Sulawesi Tengah, salah satunya di Desa Labuan Panimba. Masyarakat umumnya hanya memanfaatkan daging buah untuk dikonsumsi langsung, sementara kulit buah dibuang begitu saja. Dengan demikian, semakin banyak buah yang dihasilkan, maka semakin banyak pula sampah kulit buahnya. Padahal, kulit buah memiliki kandungan gizi yang mirip dengan daging buah. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini penting dilakukan. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan pelatihan pembuatan selai dari empat jenis kulit buah. Kegiatan ini berhasil dilakukan karena 1 masyarakat telah memiliki pengetahuan terhadap pentingnya pengolahan kulit buah; 2 masyarakat telah memiliki keterampilan dalam pembuatan sela dari kulit buah... Pemanfaatan limbah kulit pisang yang lebih baik dapat menambah nilai jual menjadi lebih tinggi. Kulit pisang diketahui dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan berbagai produk pangan, sehingga bisa dioptimalkan menjadi peluang usaha Gurning et al., 2021. ...Yunita Rakhmawati Rahmi MasitaNur'aini KartikasariDurrotul QomariaPisang merupakan komoditas unggul Indonesia dan tidak dipengaruhi oleh musim. Kecamatan Tirtoyudo adalah salah satu sentra produksi terbesar dari Kabupaten Malang. Pisang umumnya hanya dimanfaatkan daging buahnya saja untuk menghasilkan berbagai olahan pangan dan dijadikan sebagai oleh-oleh khas daerah. Selain dijual dalam bentuk segar, sebagian pisang di Desa Tirtoyudo banyak diolah dalam bentuk keripik pisang. Kulit pisang umumnya hanya dijadikan sebagai pakan ternak, pupuk, dan dibuang, padahal kulit pisang berpotensi diolah menjadi bahan pangan. Limbah tersebut masih kurang diminati oleh pelaku industri, namun dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan berbagai produk pangan, sehingga bisa dioptimalkan menjadi peluang usaha. Berdasarkan hal tersebut maka masyarakat perlu diberikan pengetahuan dan pelatihan teknologi tepat guna dalam pengelolaan limbah kulit pisang sebagai produk pangan agar bisa dimanfaatkan lebih luas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan kerupuk kulit pisang. Pada saat kegiatan juga dibagikan leaflet tentang macam pengolahan kulit pisang dan kuesioner untuk menganalisis tingkat pengetahuan masyarakat serta evaluasi kebermanfaatan kegiatan. Hasil dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengolahan kulit pisang sebagai bahan pangan dan antusias masyarakat. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah penerapan teknologi tepat guna untuk masyarakat dapat diaplikasikan dan diterima dengan baik. Nur LailyVivi Eulis DianaABSTRAKPendahuluan Pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial. Pisang diketahui mengandung gizi tinggi dan sebagai sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Kulit pisang mengandung senyawa pektin yang cukup besar kandungan pektin pada kulit pisang berkisar antara 0,9% dari berat kering. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Selai kulit ari pisang kepok Musa paradisisaca L., rasa cokelat. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimental variabel bebas dan variabel terikat di laboratorium. Sediaan selai kulit ari pisang kepok dibuat dalam 4 formula, dengan gula, bubur kulit ari pisang kepok dan bubuk cokelat. Menggunakan Uji kesukaan, uji hedonik dan uji daya oles. Hasil penelitian menunjukan bahwa Uji organoleptis, uji hedonik dan uji daya oles diperoleh hasil bahwa selai yang paling disukai adalah Formula selai keduaatau F II dan Formula selai pertama atau F I. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula dapat menjadi selai yang baik meskipun terdapat perbedaan disetiap formula, dimana formula yang baik adalah formula II dan selai yang kurang baik terdapat pada formula IV karena terjadi konsentrsiBubuk Cokelat maka kekentalan selai kulit ari pisang kepok semakin MunasariDwi SandriJefriadi JefriadiKulit pisang kepok Musa paradisiaca forma typical merupakan hasil samping dari pisang kepok yang digunakan oleh industri pangan. Saat ini kulit pisang kepok belum banyak dimanfaatkan secara produktif, padahal kulit pisang kepok masih memiliki kandungan gizi dan pektin yang dapat diolah menjadi produk pangan yaitu selai. Untuk meningkatkan mutu selai kulit pisang kepok dilakukan penambahan pisang ambon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan pisang ambon terhadap tingkat kesukaan selai, mendapatkan formulasi terbaik berdasarkan daya terima panelis dan mengukur karakterisasi selai yang dihasilkan dari semua perlakuan. Tahapan pembuatan selai yaitu dengan membuat bubur kulit pisang kepok dan bubur pisang ambon kemudian dimasak dengan gula dan asam sitrat. Analisis daya terima selai dilakukan dengan uji tingkat kesukaan hedonik kemudian data dianalisis dengan uji ANOVA dan DMRT. Karakteristik selai dilakukan dengan uji kadar air dan uji daya oles. Penambahan pisang ambon berpengaruh nyata terhadap rasa selai, formulasi selai terbaik berdasarkan daya terima panelis adalah pada perlakuan 50% 50% bubur kulit pisang kepok dengan bubur pisang ambon. Karakterisasi selai yang dihasilkan dari semua perlakuan mempunyai kadar air berkisar 29,71 – 35,06% dan daya oles berkisar antara 9 – 11,6 Pisang Menurut Provinsi TahunStatistik Badan PusatBadan Pusat Statistik. 2020. Produksi Pisang Menurut Provinsi Tahun 2015 -2019. Direktorat Jenderal Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Raja Musa paradisiaca var Raja Dalam Pembuatan Es KrimW O ErmawatiS WahyuniS RejekiErmawati, W. O., Wahyuni, S., & Rejeki, S. 2016. Kajian Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Raja Musa paradisiaca var Raja Dalam Pembuatan Es Krim. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan. 11, Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan Dasar Pembuatan KerupukA HartonoP B JanuHartono, A. & Janu, P. B. 2013. Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kerupuk. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol 2 No 3, September 2013, hal 198-203.
PemanfaatanPelepah Pisang Menjadi Produk Inovatif sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Ekonomi Keluarga di Desa Jamberejo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Re-Desain Edu-Tourism "Kampung Petualang" di Desa Singapadu Tengah, Kabupaten Gianyar, Bali. By I Wayan Parwata. Pengumuman PKM 2011. By Dita Dharmayanti. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 205 PROSES PRODUKSI PEMANFATAAN LIMBAH PELEPAH BATANG POHON PISANG UNTUK AKSESORIS KEPALA DI DAERAH KAUJON BANTEN Oleh Hidayat Sirruhu1 Televisi Republik Indonesia Vania Aqmarani Sulaiman2 Program Studi Desain Produk, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana hidayatsirruhu ; ABSTRAK Limbah pelepah batang pohon pisang dianggap sebagai bahan yang terbuang ketimbang dimanfaatkan sebagai bahan material yang bernilai ekonomis yang tinggi. padahal limbah pelepah batang pohon pisang ini merupakan bahan yang mudah ditemui di masyarakat atau desa -desa, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan limbah pelepah pisang ini sebagai material aksesoris kepala. Penelitian ini bertujuan mencoba mencari nilai lebih dari limbah pelepah batang pohon pisang untuk dijadikan suatu aksesoris kepala, dengan memanfaatkan limbah pelepah batang pohon pisang sebagai bahan materialnya, aksesoris kepala yang akan dibuat adalah bros patch, head piece, bandana, dan topi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui proses produksi pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang untuk aksesoris kepala tersebut. Metode yang digunakan adalah metode observasi ke pengrajin pelepah batang pohon pisang untuk mengetahui proses produksi dari awal hingga menjadi produk, proses produksi ini menggunakan teknik menganyam. Produk yang akan dihasilkan dalam proses produksi limbah pelepah batang pohon pisang ini berupa aksesoris kepala yaitu bros patch, head piece, bandana, dan topi. Hasil penelitian proses produksi limbah pelepah batang pohon pisang ini dapat mengurangi pembuangan dan dapat menjadi sumber daya terbarukan menjadi pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang. Produk yang dihasilkan dapat menjadi produk aksesoris kepala serta meningkatkan nilai ekonomi dan estetika serta fungsi dari limbah tersebut. Kata kunci aksesoris, batang, pemanfaatan, pohon, pisang, produksi ABSTRACT Banana tree trunk waste is considered as wasted material rather than being used as a material with high economic value. whereas the banana tree trunk waste is a material that is easily found in the community or villages, so it does not rule out the possibility of utilizing this banana trunk waste as head material. This study aims to try to find more value from banana tree trunk waste to be used as a head accessory, by utilizing banana tree trunk waste as material, the head accessories that will be made are brooch patches, headpieces, bandanas, and hats. The study was conducted to determine the production process of the utilization of banana tree trunk waste for the head accessories. The method used is the method of observation to the banana tree stem midrib to find out the production process from the beginning to become a product, this production process uses weaving technique. The product that will be produced in the process of producing banana tree trunk waste is in the form of head accessories, namely brooch patch, headpiece, bandana, and hat. The results of research on the production process of banana tree trunk waste can reduce waste and can become a renewable Volume 7 Edisi 2, 2020206 resource into the utilization of banana tree trunk waste. The resulting product can be ahead of the accessory product and increase the economic and aesthetic value and function of the waste. Keywords Accessories, banana, stem, tree, utilization, waste Copyright © 2020 Universitas Mercu Buana. All right reserved Revised 3rd August, 2020 Accepted 3rd August, 2020 A. PENDAHULUAN Latar Belakang Aksesoris, adalah benda pelengkap yang dikenakan seseorang untuk menambah keindahan dan keselarasan penampilan bagi si pemakai. Dalam dunia busana, aksesoris amatlah penting dan sudah diterapkan dalam dunia busana sejak lama. Bentuk aksesori bermacam-macam dan banyak diantaranya terkait dengan peran gender pemakainya. Aksesori dalam bahasa Indonesia hampir selali berarti fashion aksesoris dalam penggunaan dalam bahasa inggris. Aksesoris yang ingin buat adalah aksesoris bagian kepala topi, bros patch, heandpiece, bandana. Selama ini pelepah batang pisang dianggap sebagai bahan yang terbuang ketimbang dimanfaatkan sebagai bahan material yang bernilai ekonomis yang tinggi Nurudin et al, 2018. padahal limbah pelepah batang pisang ini merupakan bahan yang mudah ditemui di masyarakat, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan limbah pelepah pisang ini sebagai material aksesoris kepala. Selain mudah dan murah, pelepah batang pisang ini juga ringan dan ramah lingkungan. Pelepah ini bertekstur unik Sri et al, 2013 yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai material aksesoris kepala. Untuk memanfaatkan limbah pelepah batang pisang ini dipilih pada bagian lapisan kedua dari luar dan seterusnya. Hal ini disebabkan karena pelepah batang pisang yang terluar sudah dianggap rusak’ dan “cacat”. Dalam artian jika pelepah yang terluar digunakan, maka hasilnya tidak akan maksimal Mandegani et al, 2016. Aksesoris dikenal sebagai benda pelengkap yang dikenakan oleh seseorang sebagai cara agar dapat menambah keindahan dan keselarasan penampilannya Wisesa, 2015. Dalam konteks busana, aksesoris sudah diterapkan dalam dunia busana sejak lama. Oleh karena itu, bentuk aksesori memiliki banyak keragaman. Diantaranya terkait dengan peran gender pemakainya Marcelina, 2011. Pemanfaatan pelepah pisang menjadi aksesoris hadir setelah memperhatikan bahwa keterampilan yang akan dikembangkan memiliki bahan baku yang sangat mudah diperoleh. Dikarenakan adanya bahan, peralatan dan penerapan teknologi yang sederhana, produk yang akan JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 207 dihasilkan memiliki nilai jual tinggi dengan harga yang cukup terjangkau Soedarwanto, 2018. Oleh karena itu, pemanfaatan pelepah pisang ini dapat meningkatkan nilai ekonomis dari pemanfaatan pelepah pisang tersebut Wisesa, 2015. Permasalahan Istilah pemanfaatan adalah proses atau cara melakukan suatu perbuatan untuk memanfaatkan. Jadi pemanfaatan adalah merupakan suatu perbuatan untuk memanfaatkan agar sesuatu ada gunanya atau menjadi lebih berguna Moeliono, 1990555. Bahan adalah barang yang dibuat menjadi satu benda tertentu selain itu dapat juga diartikan sebagai barang yang akan dibuat menjadi barang yang lain, sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan Haryanta, 2017. Sehingga pada penelitian ini masalah yang dirumuskan adalah - Bagaimana pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang menjadi lebih berguna sebagai bahan kerajinan khususnya produk aksesoris B. TINJAUAN PUSTAKA Dalam menyelesaikan persoalan, maka di perlukan dasar masalah sebagai penuntun menyelesaikan. Dasar yang digunakan biasanya merujuk pada teori dan penelitian yang sudah ada. Pada penjelasan kali ini penulis menjabarkan tentang beberapa hal yang berkenaan dengan pemanfataan limbah pelepah pisang dijadikan aksesoris. Pemanfaatan merupakan suatu metode alternatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari keadaan sebelumnya Purwanto, 2007 8. Selain itu, pemanfaatan dikenal sebagai guna atau faedah, sehingga menjadikan artinya sebagai suatu menjadi ada manfaatnya dan ada gunanya atau menjadi lebih berguna. Limbah adalah suatu bahan hasil dari proses produksi yang sudah tidak terpakai. Terlepas dari baik itu hasil dari industri besar, menengah atau kecil Wahyuni, 2011 15. Hal ini dikarenakan setiap tempat masyarakat tinggal, maka di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah padat lebih dikenal juga sebagai sampah, yang seringkali kehadirannya tidak diinginkan. Hak ini dikarenakan limbah padat dianggap tidak memiliki sebuah nilai ekonomis. Dengan kehadiran limbah yang dianggap dapat memberikan berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia yang dapat berdampak buruk Marliani, 2015. Jika limbah yang dijumpai sangatlah buruk, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Pengertian limbah juga dapat diartikan sebagai sisa atau hasil sampingan dari kegiatan program manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Volume 7 Edisi 2, 2020208 Pisang Pelepah pisang, dikenal sebagai salah satu bagian dari batang mulai dari akar sampai ke pangkal daun dan diketahui memiliki struktur yang berlapis, Dan setiap pelepah menerus ke atas menjadi batang daun. Lapisan ini bertumpuk dan berdiameter sampai dengan 30 cm di bagian bawah dan mengecil di bagian atas 15-20 cm Nopriantina, 2013. Pisang Batang pisang diketahui bahwa bukan termasuk “batang sejati” tapi merupakan “batang semu” yang merupakan proses hasil bentukan. pelepah daun panjang yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu berkisar 3,5 - 7,5meter tergantung jenisnya Kuswanto, 2003 5. Batang pisang sebagian besar terdiri dari berbagai lapisan pelepah pisang yang membentuk dirinya menjadi batang pisang”. Satuhu & Supriyadi, 19938-11. Batang pisang dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai aktifitasnya. Seperti untuk membuat lubang pada bangunan, alas untuk memandikan mayat, untuk menutup saluran, mengalirkan atau membagi air dipersawahan, untuk tancapan wayang, untuk membungkus bibit-bibitan, untuk tali industri pengolahan tembakau Bahri, 2017 dengan proses pengeringan terlebih dahulu, dan baik pula untuk dibuat kompos. Tidak jarang, air dari batang pisang dapat dimanfaatkan untuk penawar racun dan untuk pengobatan tradisional Satuhu & Supriyadi, 19936. C. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tata cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi terhadap data yang didapatkan Widiyono, 2013 57. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif, yang artinya penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis makna dan proses yang lebih difokuskan dalam observasi Gunawan. 2013 10. Teori dimanfaatkan sebagai panduan agar fokus penelitian sesuai fakta lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat sebagai gambaran umum tentang tentang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, data yang digunakan bukan berupa bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 209 menggunakan perhitungan matematik atau statistik Creswell, 20094. Dalam penelitian kualitatif, informasi yang disampaikan oleh berbagai narasumber menjadi sesuatu yang berharga, sehingga peneliti memiliki tanggung jawab atas informasi yang diperoleh dari narasumber untuk menggunakan sebaik-baiknya. Penulis melakukan penelitian ini dengan metode a. Wawancara Target pertama wawancara penulis yaitu pengrajin pelepah pisang dari kota serang banten. Sesi wawancara terhadap pengrajin pelepah pisang, pelepah pisang apa saja yang sering digunakan untuk membuat kerajinan Gunawan, 2013 56. Untuk mengetahui kajian berdasarkan opini pengrajin pelepah pisang. b. Observasi Observasi diketahui merupakan aktivitas terhadap suatu proses atau objek. Dengan maksud untuk merasakan dan memahami pengetahuan sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian Hasanah, 2017. D. HASIL DAN PEMBAHSAN Hasil Hasil dari observasi pemanfaatan limbah pelepah batang pisang untuk dijadikan aksesoris kepala terdiri dari beberapa tahap yaitu. Gambar 1 Narasumber wawancara dan observasi metode bekerjanya Nama Abdul Hakim Alamat Kaujon Buah Gede Kecamatan Kaujon Serang, Banten Proses pengerjaanya a. Alat-alat yang digunakan Gambar 2 Peralatan yang digunakan - gergaji yang tidak tajam - pisau yang tidak tajam - lem tembak b. Proses pencarian dan proses penebangan Mencari pohon pisang yang sudah tidak produktif. lalu gergaji/tebang pohon pisang dengan kemiringan 350-400 agar pohon tumbang ketempat yang diingikan dan agar tidak terlalu kencang terbanting ketanah, Karena jika terbanting kencang ketanah lapisan pertama sampai ke tiga tidak bisa terpakai. Volume 7 Edisi 2, 2020210 Gambar 3 Proses pemilihan batang pohon pisang - setelah di tebang kita potong lagi sesuai ukuran 1m-1,5m c. Cara pemisahan pelepah batang pisang Pemisahan pelepah batang pisang dilakukan secara satu persatu sampai ke bagian yang paling dalam. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan karena pelepah pisang sangat bnyak mengandung air, kedua supaya cepat proses pengeringanya. Gambar 4 Proses pemisahan pelepah pisang Yang selanjutnya proses memisahkan pelepah bagian luar dan bagian dalam. d. Proses penjemuran Proses penjemuran di sini masih memanfaatkan sinar matahari. Oleh karna itu penjemur memakan waktu hingga kering kurang lebih 3-4 hari tergantung cuaca. Gambar 5 Penjemuran pelepah pisang JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 211 Apabila cuaca mendung memerluka pengeringan paling lama 7 hari sampai 9 hari untuk cuaca mencung. e. Pembuatan pola dan penganyaman Setelah didapatkan pelepah batang pisang yang kering, kita buat pola kerajianan yang mau dibuat. Pola ini untuk mempermudah pembuatan sebuah produk. Karena dapat dijadikan acuan untuk mengikuti pola yang sudah ada. Gambar 6 Penganyaman pelepah pisang Sumber Anyam pelepah yang sudah dibuatseperti tali, sesuaikan dengan bentuk polanya yang tadi sudah di buat. f. Proses finishing dan produk akhir Produk yang sudah jadi difinising menggunakan propan dan menggunakan sedikit tambahan bahan agar tidak gatal pada saat digunakan. Gambar 7 Kerajinan pelepah pisang Sumber Dari hasil yang dilakukan, Terdapat metode dalam pemanfaatan pelepah pisang menggunakan metode standar oyang dilakukan oleh pengrajin. Hal ini dapat dilihat dari adanya metode untuk menebang pelepah batang pohon pisang yang akan dijadikan aksesoris kepala. Karena jika dilakukan dengan sembaranggan menebang maka pelepah pisang tidak dapat digunakan karena jika pelepah batang pisang terjatuh terlalu keras, maka pelepah bagian luar sampai lapisan ke empat akan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Selain itu, etelah pelepah pisang sudah di tebang maka pemisahan lapisan pelepah batang pisang harus dilakukan di hari yang sama, apabila dipisakan lapisan keesokan harinya pelepah batang pisang akan menjadi busuk. Selain itu, pihak pengrajin memiliki keahlian lain seperti menganyam dan mengetahui proses finishing agar produk dari pemanfaatan limbah pelepah pisang dapat menjadi produk. Volume 7 Edisi 2, 2020212 Pembahasan a. Manfaat pelepah batang pohon pisang Pelepah Pisang atau disebut dengan “gebok” di daerah tempat lokasi observasi, memiliki manfaat yang tidak sedikit. Dari hasil observasi, pemanfaatannya, terbagi menjadi dua yaitu pemanfaatan secara tradisional yang tidak jarang dijumpai di dunia pewayangan sebagai media untuk menancapkan wayang saat pertunjukan dan pemanfaatan secara modern sebagai property, atau alat untuk membuat sebuah lukisan. Setelah dimanfaatkan kembali melalui metode tradisional dan modern tersebut, pelepah pisang tidak dapat difungsikan kembali. b. Kelebihan dari produk ini adalah - Tahan terhadap air - Memiliki desain yang unik dan modern - Digunakan sesuai ukuran kepala - Memiliki warna yang beragam natural, merah muda, coklat gelap - Menggunakan pewarna alami c. Kekurangan dari produk ini adalah - Tidak tahan terhadap matahari. Karena matahari dapat merusak lapisan anti air. untuk jangka panjang - Produk ini tidak tahan lama. Karena produk ini menggunakan pelepah pisang jadi tidak kaya produk lainnya yang tahan lama. - Peroses Pengerjaanya terlalu lama memakan waktu hingga 1 minggu 30 pcs - Mudah berjamur E. KESIMPULAN Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari dan perkaitan dengan penelitian proses produksi pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang untuk aksesoris kepala. Kesimpulan ini didasarkan dari pengalaman selama proses penulisan laporan riset desain. 1. Kerajinan yang diproduksi berupa aksesoris kepala seperti bros patch, headpiece, bandana, dan topi. Berbahan dasar limbah pelepah batang pohon pisang. Produk yang dihasilkan adalah produk kreatif, ekonomi, dan ramah lingkungan. 2. Bahan baku utama produk aksesoris kepala berupa pelepah batang pohon pisang yang sudah tidah produktif. Pemanfaatan bahan tersebut selain mudah didapat, murah, dan ramah lingkungan. 3. Proses produksi dan langkah pembuatan produk aksesoris kepala ini meliputi pemilihan pelepah batang pohon pisang, pemisahan pelepah batang pohon pisang, pisahkan pelepah bagian luar dan bagian dalam, proses penjemuran, proses pembuatan pola, proses penganyaman, proses penyelesaian, produk siap di pasarkan JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 213 Saran Pemanfaatan pelepah pisang dapat dikembangkan menjadi berbagai macam bentuk dan opsi produk. Sehingga masih terbuka luas pemanfaatannya, karena berdasarkan produk yang ada, terbuka kesempatan untuk dapat mengembangkan produk lain dengan memanfaatkan limbah pelepah pisang sebagai material utamanya. F. DAFTAR PUSTAKA Buku Creswell, J. W. 2009. Research design Qualitative and mixed methods approaches. London Sage Publications. Gunawan, I. 2013. Metode penelitian kualitatif Jakarta Bumi Aksara. Kuswanto. 2003. Bertanam Pisang dan Memeliharanya. Solo Penerbit Deriko Moeliono, A, M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta PT Balai Pustaka. Purwanto, A, W. 2007. Aglaonema, Pesona Kecantikan Sang Ratu Daun. Yogyakarta Kanisius. Satuhu, S., & Supriyadi, A. 1993. Pisang Budidaya. Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta Penerbit Penebar Swadaya. Wahyuni, S, 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah Revisi. Yogyakarta AgroMedia. Widiyono, S, S. 2013. Metode Penelitian Sosial untuk peneitian skripsi dan tesis. Jakarta Penerbit Media. Jurnal Bahri, S. 2017. Pembuatan pulp dari batang pisang. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 42, 36-50. Haryanta, A., Rochman, A., & Setyaningsih, A. 2017. Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Dan Pengendalian Bahan Baku Pada Home Industri. Jurnal SISFOTEK Global, Volume 71. Hasanah, H. 2017. Teknik-teknik observasi sebuah alternatif metode pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial. At-Taqaddum, Volume 81, 21-46. Marcelina, R. 2011. Eksplorasi Kulit Sapi dan Ragam Hias Dayak dengan Teknik Laser Cutting dan Laser Engraving untuk Aksesoris Fashion. Craft, Volume 11. Marliani, N. Pemanfaatan limbah rumah tangga sampah anorganik sebagai bentuk implementasi dari pendidikan lingkungan hidup. 2015. Formatif Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Volume 42. Mandegani, G. B., Sumarto, H., & Perdana, A. Kertas Seni Berbahan Limbah Pewarna Alam Rumput Laut Jenis Sargassum, Ulva Dan Pelepah Pisang Abaka. 2016. Dinamika Kerajinan dan Batik, Volume 331, 33-44. Nopriantina, N. Pengaruh Ketebalan Serat Pelapah Pisang Kepok Musa Paradisiaca Terhadap Sifat Mekanik Material Komposit Poliester-serat Alam. 2013. Jurnal Fisika Unand, Volume 23. Nuruddin, M., Santoso, R. A., & Hidayati, R. A. 2018. Desain Komposisi Bahan Komposit yang Optimal Berbahan Baku Utama Limbah Ampas Serat Tebu Baggase. In Prosiding Seminar Nasional Teknoka. Volume 3, M53-M58. Soedarwanto, H. Eksplorasi Motif Dan Rajutan Kain Boti NTT Untuk Diterapkan Pada Anyaman Rotan. 2018. NARADA Jurnal Desain dan Seni, Volume 53, 361-381 Sri, K., Lucky, H., & Sri, P. G. Pengaruh penambahan limbah pelepah pisang Volume 7 Edisi 2, 2020214 sebagai komponen daur ulang kertas. 2013. Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 5 Volume 1, 8-15. Wisesa, T. P. Pemanfaatan Limbah Kain Batik untuk Pengembangan Produk Aksesoris Fashion. 2015. Widyakala Journal Of Pembangunan Jaya University, Volume 21, 70-86. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this NuruddinRahmat Agus SantosoRoziana Ainul HidayatiBahan baku atau material komposit sebagai alternatif bahan baku non logam dipilih karena memiliki sifat ketahanan korosi yang lebih baik, karakteristik yang dapat dikontrol serta berat yang lebih ringan dan biaya produksi yang murah. Upaya yang dilakukan melalui inovasi desain bahan baku utama komposit yang memiliki keunggulan serta lebih aman dan ramah terhadap lingkungan. Salah satu jenis serat alam yang sangat potensial adalah ampas serat tebu baggase. Ampas serat tebu merupakan limbah dari proses pengolahan gula yang pemanfaatannya kecil, diperkirakan sebanyak 40 % dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk desain atau rancangan komposisi bahan baku atau material level optimal komposit dari limbah ampas serat tebu sebagai serat penguat utama material komposit dengan kombinasi alternatif bahan baku pendamping berupa serat batang/pelepah pisang dan serat/sabut kelapa sehingga dalam penelitian ini diistilahkan Tree in one of material komposit. Tahapan penelitian diawali dengan penerapan metode desain robust Taguchi dari indentifikasi variabel penelitian hingga pelaksanaan eksperimen dengan penentuan level faktor kualitas dan ortogonal array yang sesuai serta dengan replikasi 2 kali, Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah desain komposisi level optimal pada eksperimen ke-4 dimana komposisi bahan baku 70%, 10%, 20% Matrik + Filler dengan posisi struktur serat Searah, perekat yang sesuai memakai resin epoxy diperoleh rata–rata kekuatan bending sebesar 8,2404 MPa dan rata-rata kekuatan tarik sebesar 2,992748718 MPa, tentunya perlu dilakukan treatment spesifik untuk penelitian lanjutan yang lebih sempurna agar produksi komposit yang dihasilkan dapat ditingkatkan kualitasnya. Guring Briegel MandeganiHadi SumartoArif PerdanaABSTRAKKertas seni merupakan kerajinan tangan dengan bahan dasar berbagai macam tanaman berserat. Serat pisang abaka, serat jerami dan serat padi telah mampu diolah menjadi kertas seni secara mandiri tanpa bahan perekat tambahan. Selama ini industri kertas seni yang ada sebagian besar menggunakan bahan baku pelepah pisang raja, pisang abaka, jerami, serat padi dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keanekaragaman bahan baku, di antaranya dengan memanfaatkan material dari rumput laut maupun limbah rumput laut limbah pewarna alam tekstil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter kertas seni yang terbuat dari limbah pewarna alam dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva serta kombinasinya dengan material serat pisang abaka. Bahan baku pelepah pisang abaka dan limbah rumput laut diolah dengan cara pencacahan dengan ukuran 2-3 cm, direbus dengan soda api selama 2 jam, kemudian disaring dan didinginkan. Bahan kemudian saling dikombinasi dan dijadikan pulp menggunakan mesin blender. Pulp kemudian dicetak dan dianalisis secara fisik. Limbah rumput laut jenis Sargassum sp. dan Ulva dalam keadaan murni 100% tidak dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk kertas seni, dikarenakan kandungan selulosa yang masih di bawah 40% sehingga kertas yang dihasilkan dari proses pencetakan bersifat rapuh, mudah sobek dan tidak rekat antara satu dengan yang lain. Sedangkan kertas dengan campuran serat pisang abaka, menghasilkan kualitas kertas seni dengan kekuatan fisik yang lebih baik daripada kertas seni murni dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva. Kata Kunci kertas seni, rumput laut, Sargassum sp., Ulva, pisang abaka ABSTRACTPaper art is a craft that uses a wide variety of fibrous plants. Abaca, straw and rice fibers can be processed into paper art independently without additional adhesive material. During this time, the existing art paper industries use many raw materials such as banana, abaca, etc., Therefore, it is necessary to conduct research and development in exploring new raw materials such as seaweed and waste of natural dyes from seaweed. The purpose of this study is to determine the character of art paper made from waste of natural dyes from Sargassum sp. and Ulva and its combination with abaca fiber. Abacá and waste materials from the seaweed are processed by being cut into 2-3 cm of length, boiled with caustic soda for 2 hours, then filtered and cooled. The materials are combined with each other and converted into pulp using a blender. The pulp is then printed and analyzed physically. Waste of seaweed Sargassum sp. and Ulva in a pure state 100% cannot be used as materials for art paper products because the content of cellulose is still below 40% so that the paper produced from the printing process are fragile, easily brittle and no adhesion between one another. Meanwhile, the paper art that uses abaca fibers produces paper art with better physical quality than paper art with 100% seaweed Sargassum sp. and Ulva. Keywords Paper art, seaweed, Sargassum sp., UlvaSyamsul BahriPenelitian ini dilakukan untuk menguji perolehan pulp dari batang pisang melalui proses soda. Bahan baku pulp terdiri atas selulosa, hemiselulosa, lignin dan ekstraktif. Pulp dapat dibuat dengan cara kimia, yaitu memasak bahan baku dengan menggunakan bahan kimia yang sesuai di dalam Reaktor. Batang pisang yang berukuran 1 cm sebanyak 10 gram dimasak dengan menvariasikan konsentrasi NaOH dan waktu pemasakan. Konsentrasi NaOH yang digunakan 0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5 % dengan waktu pemasakan 30; 60; 90; 120 dan 150 menit. Kondisi terbaik dari hasil penelitian diperoleh pulp %, kandungan selulosa %, dan kandungan lignin % pada waktu pemasakan 120 menit dan konsentrasi NaOH 2 %.Toufiq Panji WisesaSalah satu fenomena permasalahan lingkungan saat ini adalah menumpuknya limbah yang tidak dapat terurai oleh alam seperti limbah sampah yang berbahan dasar sintetis seperti plastik dan kain. Salah satu usaha menanggulangi permasalahan lingkungan ini adalah dengan menghadirkan produk eco-fashion, salah satunya penggunaan kembali sisa produksi kain batik sebagai material utama. Penelitian ini fokus pada eksperimen teknik pembuatan produk aksesoris fashion dengan memanfaatkan limbah kain batik yang tersedia pada industri kunci limbah kain batik, aksesoris fashion, eskperimenNovi Marlianip>This study aims to look at the form of the implementation of environmental education in the form of utilization of household waste inorganic. nvironmental education is a process arbitrarily person to conduct environmental stewardship for sustainable survival. The increasing volume of waste requiring serious treatment of the waste management. Waste management does not use methods and techniques that are environmentally friendly waste management than would be a negative impact on health will also be very disruptive both residential environmental preservation, forest, rice fields, rivers and oceans. One of the forms of waste is household waste in the form of garbage anorgnik. This litter is very dangerous for health and the environment because it is made from inorganic sources of non-renewable natural and contains no chemicals, but its existence is only glimpsed one eye. Utilization of inorganic waste is one that can be done by the whole society to preserve the environment. This research is a descriptive study and a review of the literature. This study hopes to sustainable environmental education is expected to contribute knowledge to all levels of society on the importance of inorganic waste. The purpose of this paper to describe observation techniques, as an alternative method of collecting qualitative data for social sciences. Observation is one of the scientific activity is empirical, factual, and besed on the real text. Observations carried out through the experience derived from sensing without using any manipulation. The purpose of observation is the description, in qualitative research, observation produces theories and hypotheses, in quantitative research, observation used for testing theories and hypotheses. To be able to approach the social phenomenon, an observer needs to have close access to the settings and the subject. Doing the observation techniques have to heed the ethical principles such as respect for human dignity, respect for privacy and confidentiality, respect for justice and inclusiveness, balancing harms and benefits. Method of observation, if positioned as a part of the methodological spectrum includes techniques and data collection strategies in proportion, it will produce a high validity and reliability, as the fundamental basis for all methods, to find strategic development policies.
JURNALNARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI: 10.2241/narada.2020.v7.i2.005 NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 205 PROSES PRODUKSI PEMANFATAAN LIMBAH PELEPAH BATANG
Melimpahnya limbah pohon pisang akibat diambil hanya buahnya, memunculkan keresahan tersendiri. Di tangan orang-orang kreatif, limbah pisang bisa berubah wujud menjadi bermacam barang baru yang punya nilai ekonomi. Rani Rufaidah, Oki Kurniawan, dan Dedy Rachmad Setiawardhana dari Universitas Trilogi, Jakarta, menggali potensi limbah pelepah pisang. Dalam penelitian mereka, limbah pelepah pisang dieksplorasi untuk dijadikan produk interior, yaitu kap lampu yang estetik. Pohon pisang umumnya hanya berbuah sekali dan jika sudah berbuah maka pohon pisang akan mati. Biasanya pohon pisang hanya dimanfaatkan pada bagian buah dan daunnya, sedangkan bagian lainnya hanya dibiarkan atau ditebang lalu dibuang begitu saja. Kalaupun ada yang memanfaatkannya, biasanya tidak mengeksplorasi kelebihan pelepah pisang. “Pelepah pisang biasanya hanya dimanfaatkan sebagai produk aksesoris dan lintingan rokok, padahal karakter serat daunnya yang kuat membuatnya berpotensi untuk dieksplorasi hingga bisa dijadikan produk lain yang bernilai jual tinggi,” tulis para peneliti. Mereka menyebut, pohon pisang merupakan tanaman yang sangat mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia dan tidak memerlukan perawatan yang begitu rumit. Indonesia memiliki lebih dari 230 jenis pisang. Mengutip data Badan Pusat Statistik BPS, produksi pisang di Indonesia mencapai 8,18 juta ton pada 2020. Jumlah itu meningkat 12,39% dari 7,28 juta ton pada 2019. Sebagai informasi, produksi adalah banyaknya hasil menurut bentuk hasil yang ditetapkan dan merupakan penjumlahan laporan per unit. Sementara, jumlah tanaman menghasilkan adalah jumlah tanaman yang mampu menghasilkan buah berdasarkan waktu musim panennya. Secara tren, produksi pisang Indonesia cenderung meningkat selama lima tahun terakhir. Jadi, bisa dibayangkan berapa banyak limbah pohon pisang yang dihasilkan dari angka produksi yang besar tersebut. Kap lampu dari pelepah pisang Salah satu kelebihan dari karakteristik pelepah pohon pisang ialah mempunyai serat sebagai bahan pengisi dalam komposit, yang berfungsi sebagai penguat dari matriks. Karakteristik dari serat pada pelepah pisang bisa digunakan sebagai pengganti bahan pembuat kain dan juga berdaya simpan tinggi, sehingga serat pisang memenuhi syarat sebagai bahan akustik untuk penyerapan bunyi. Apalagi setelah pelepah pisang dikeringkan untuk mengurangi kandungan air pada pelepah pisang tersebut, maka kepadatannya akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik. “Untuk meningkatkan harga jual dan kualitas dari pelepah pohon pisang perlu adanya terobosan baru dengan pemanfaatan pelepah pohon pisang dengan teknik pembuataan secara biodegradable atau teknik alami yang tidak menggunakan bahan kimia sintetis agar mengurangi limbah yang dapat merusak lingkungan,” kata tiga peneliti itu dalam laporannya. Teknik eksplorasi yang mereka gunakan adalah dengan tetap mengikuti konsep biodegradable, agar produk tersebut bila habis masa pakainya dapat terurai di alam. Adapun teknik eksplorasi yang dilakukan adalah bahan alami, teknik cetak atau press, dan teknik oven serta teknik perebusan. Untuk membuat kap lampu dari limbah pelepah pisang, mereka melakukan penghancuran atau penggilingan pelepah pisang. Kemudian, pelepah pisang melewati proses oven dan press untuk dijadikan sebuah komposit dengan campuran dari bahan-bahan alami yang dapat terurai. Selanjutnya, hasil komposit tersebut dipilih berdasarkan analisis dari karakteristik yang didapatkan pada hasil komposit, berdasarkan hasil eksplorasi yang sudah sesuai dengan karakteristik yang diinginkan yaitu kuat, tahan lama, alami dan tahan panas, kemudian diaplikasikan menjadi produk armatur lampu. Setelah itu, dilakukan proses produksi prototip lampu berdasarkan desain yang disukai. Proses pengerjaan prototip ini melalui beberapa tahapan yaitu pembuatan rangka lampu, pembuatan armature lampu dengan proses pembuatan mess composit dan fiber composit, perakitan komposit menjadi armature, perakitan lampu, lalu perakitan semua komponen. Pembalut dari pelepah pisang Sama seperti di Indonesia, India pun punya masalah serupa dengan limbah pohon pisang. Negara ini juga memproduksi berton-ton pisang setiap tahunnya, namun setengah dari setiap pohon yang tumbuh, berakhir menjadi sampah. Sebuah perusahaan bernama Saathi kemudian terpikir untuk memanfaatkan limbah tersebut dengan mengolahnya menjadi pembalut wanita yang biogradable alias bisa terurai. Ide ini tak hanya mengurangi limbah pohon pisang, tetapi juga sekaligus mengurangi sampah pembalut wanita yang tidak bisa terurai. Didirikan pada 2015, hanya sepertiga dari wanita di India menggunakan atau bisa membeli pembalut. Hal ini tentunya membuat para wanita yang sedang menstruasi merasa tidak nyaman dan bisa berdampak pada kesehatan reproduksi mereka karena tidak higienis. Para pendiri Saathi, Kristin Kagetsu dan Tarun Bothra pun ingin membantu para wanita ini tanpa harus menambah sampah plastik yang berasal dari pembalut yang tidak ramah lingkungan. Maka, mereka mengeksplorasi limbah pohon pisang. Mereka pun bertemu dengan seorang peneliti bernama Chirag Desai yang juga mencari cara untuk memanfaatkan limbah pohon pisang. Chirag dan timnya mengubah serat pohon pisang menjadi bermacam produk, mulai dari pupuk, kain, bahkan permen. Dia kemudian berbagi pengetahuan dengan para pendiri Saathi. “Pasar untuk produk-produk berbahan dasar alam sedang tumbuh. Mereka pendiri Saathi bertemu kami, tinggal dengan kami selama sepekan untuk belajar bagaimana mengekstrak serat pohon pisang,” ujarnya. Langkah pengolahannya Langkah pertama, pohon pisang dipotong-potong. Para pekerja kemudian memisahkan pelepah pisang lapisan per lapisan. Lalu lembaran pelepah pisang dimasukkan ke dalam mesin dengan hasil akhir serat-serat seperti benang tebal. Serat-serat itu kemudian dicuci dan dijemur hingga kering. Bahan ini pun siap untuk diolah. Saathi membeli bahan baku ini sehingga para petani bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Air dari perasan pelepah pisang yang dikeringkan pun bisa dimanfaatkan para petani sebagai pupuk. Di pabrik Saathi, serat ini kemudian dipotong-potong lagi hingga halus dan menjadi bahan seperti kapas untuk diolah menjadi pembalut. Pengolahan serat menjadi bahan seperti kapas ini menggunakan teknologi yang mereka rahasiakan. “Kami mengolahnya dengan teknologi kami yang telah dipatenkan. Dengan ini, serat-serat pohon pisang berubah menjadi bahan mirip kapas,” ujar Tarun. Selanjutnya, bahan ini dipres hingga tipis, lalu disusun lapisan per lapisan serta dibentuk seperti pembalut pada umummya. Kemudian pembalut disterilkan menggunakan sinar ultraviolet sebelum dikemas. Hasilnya, jadilah pembalut berdaya serap tinggi untuk membantu para perempuan melewati masa menstruasi. Pendiri Saathi menyebutkan, pembalut maupun kemasan pembalut ini biogradable, sama sekali tidak mengandung plastik sehingga tidak menimbulkan sampah setelah pemakaiannya. Saathi menyebutkan pembalut dan kemasannya akan terurai kurang dari enam bulan. Produk ini dijual Saathi secara online dan di toko-toko farmasi. Untuk setiap pembalut yang terjual, Saathi memberikan satu pembalut gratis yang didistribusikan ke area pinggiran dan miskin di India. Tak sekadar membagikan pembalut gratis, di daerah-daerah ini Saathi juga memberikan edukasi tentang kesehatan alat reproduksi wanita, sehingga mereka lebih melek tentang tubuh mereka. “Kami telah mendistribusikan hampir dua juta pembalut saat ini,” kata Tarun. Meski begitu, satu dari empat wanita di India masih belum punya akses membeli atau menggunakan pembalut. Bisa mendorong perubahan yang membuat para wanita tidak lagi tabu membicarakan kesehatan organ reproduksi mereka, dan bisa membuat pembalut yang ramah lingkungan, adalah pencapaian yang disyukuri oleh Saathi. “Lebih banyak wanita yang kini merasa nyaman, sehat, dan higienis saat mestruasi, dan tidak menambah sampah dari pembalut, adalah sebuah warisan Bumi yang lebih baik untuk generasi mendatang,” tutup Tarun. E03
Pisangadalah tumbuhan berbuah yang sangat akrab dengan kehidupan manusia, oleh karena selain buahnya, tumbuhan ini banyak dapat dimanfaatkan seperti pohon, daun dan pelepahnya. Secara umum pohonnya dapat digunakan untuk bahan sayuran, kertas, dan pakan ternak, daunnya dapat digunakan untuk membungkus ataupun sebagai taktakan makanan yang konon

- Hampir semua bagian dari pohon pisang bisa dimanfaatkan. Selain buahnya, daun, batang hingga jantung pisang pun biasa dimanfaatkan masyarakat. Di era modern dan semakin majunya penelitian, limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap hidrogel ramah ini merupakan ide para mahasiswa Universitas Gadjah Mada UGM. Salah satu mahasiswa yang terlibat penelitian ini, Talitha Tara Thanaa mengatakan, pengembangan hidrogel dari limbah pelepah pisang ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap keberadaan limbah popok bayi. Baca juga Dosen Psikologi UII Jelaskan Kondisi Cancel Culture dan Dampaknya Bahaya limbah popok bayi Apalagi saat ini limbah popok bayi jumlahnya terus meningkat. Padahal popok bayi termasuk limbah yang sulit terurai sehingga mencemari lingkungan. "Biasanya bayi memakai popok 3-4 buah per hari. Sementara tiap tahun di Indonesia ada 4,2-4,8 juta ibu hamil melahirkan bayi. Jadi, bisa banyaknya dibayangkan limbah popok ini," kata Talitha seperti dikutip dari laman UGM, Senin 23/8/2021.Dia menerangkan, bahan penyerap atau super Absorbent Polymer SAP yang terdapat dalam popok bayi berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air mengandung natrium akrilat berasal dari minyak bumi. Kandungan tersebut sulit untuk terurai oleh lingkungan. Tidak hanya itu, air atau kotoran yang tersimpan dalam popok bisa membahayakan kesehatan tubuh. Dari keprihatinan tersebut, para mahasiswa ini melakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah pelepah pisang pun bisa digunakan menjadi bahan penyerap hidrogel ramah lingkungan. Baca juga Mahasiswa, Kenali Perbedaan Fungsi Aerator Akuarium dan Tabung Oksigen Selain Talitha, penelitian ini juga digawangi oleh Hardian Ridho Alfalah dan Delvira Sari. Ridho menyampaikan, selama ini pelepah pisang belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang begitu saja. Padahal, di dalam pelepah pisang memiliki kandungan selulosa cukup tinggi. "Kandungan selulosa ini bisa digunakan sebagai bahan penyerap dengan kemampuan serap tinggi," ungkap Hardian Ridho Alfalah. Baca juga Mahasiswa Unair Manfaatkan Kulit Pisang untuk Perawatan Luka Modern

2 Limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah A. Pesisir pantai B. Pegunungan C. Pertanian D. Perkotaan 2 Lihat jawaban Iklan Ranggagantengbanget 1. pegunungan. 2.pertanian Iklan mhsrangga 1.D perkotaan 2.C pertanian yang bener perkotaan? atau gmn binging bingun* bukan di gunung mamak mu pegunungan/perkotaan yang bener? Iklan Misalnya saja kulit jagung tongkol jagung kulit pisang dan bahan organik lainnya. Pa-dahal pelepah pisang kering mempu-nyai kandungan selulosa sebanyak 63 64 yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp untuk ker-tas seni 3. Belajar Cara Kombinasi Mangga Pake Sambung Pucuk Youtube Belajar Pohon Dari data Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur pada 2019 luas lahan panen pisang seluas 20284 hektar. Limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah. Produk-produk tersebut bahkan diekspor ke luar negeri. Debog produsen kerajinan di Bojonegoro Jawa Timur telah menggunakan pelepah pisang untuk membuat lebih dari 60 jenis produk. Selain dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan juga memperbaiki kandungan gizi bila diolah menjadi makanan. Misalnya saja kap lampu kotak tisu tas pesta sandal tempat pensil boneka lucu aneka pigura foto yang unik sampai dikreasikan menjadi karya lukisan kaligrafi. Dengan bahan peralatan dan penerapan teknologi yang sederhana produk yang akan dihasilkan memiliki. Ide pemanfaatan pelepah pisang menjadi kerajinan sendal muncul setelah memperhatikan bahwa keterampilan yang akan dikembangkan memiliki bahan baku yang sangat mudah diperoleh. Indonesia Kepulauan Pasifik negara-negara Amerika Tengah dan Brasil dikenal sebagai negara utama pengekspor pisang. Namun sayangnya sebagian produk diekspor dalam bentuk bahan mentah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. 1lembah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah. Anita Yuni Kholillah limbah pelepah pohon pisang dapat dibuat menjadi paper bag yang ramah lingkungan yang ia namai Sang Paper. Pisang dengan nama ilmiah Musa paradisiaca banyak tumbuh di dataran pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut memiliki tingkat keasaman tanah pH 45-75. Batang pohon pisang ini merupakan bahan yang mudah ditemui di masyarakat atau desa-desa sehingga tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan limbah pelepah pisang ini. Salah satu makanan olahan dari kulit pisang. Batang yang dihasilkan hanya dibiarkan begitu saja. Limbah kulit pisang mengandung zat gizi yang cukup tinggi terutama pada vitamin dan mineralnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan. Pelepah pisang memiliki kandungan α-selulosa sebesar 833 dan lignin sebesar 297 Bahri 2015. Pelepah pisang tersusun oleh jalinan serat dan unsur-unsur kimia lainnya seperti kayu oleh karena itu potensi yang besar seyogyanya dapat diolah seperti pengolahan kayu yang dapat menghasilkan produk yang bernilai komersil. Di tangan orang yang kreatif limbah pelepah pisang bisa menjadi lahan bisnis yang potensial. Dari keseluruhan jumlah varietas buah pisang terdapat jenis-jenis buah pisangmasalah pencemaran lingkungan akibat limbah plastik. Pah termasuk pelepah pisang kering ka-rena masih dianggap hanya akan meng-habiskan waktu uang dan tenaga. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya. Pesisir pantai Bpegunungan C. Seperti yang kita ketahui Pohon Pisang banyak sekali manfaatnya mulai dari buahnya yang bisa kita santap atau pun kita olah menjadi makanan seperti Bolu Pisang ada juga. Berbekal limbah pelepah pisang yang ada Anda bisa menciptakan berbagai macam produk kerajinan yang unik. Setiap musim panen banyak pohon pisang yang ditebang karena masa hidup pisang hanya sekali panen. Kemungkinan Anda dapat memperoleh sebuah inspirasi yang kira-kira pelepah pisang tersebut akan bisa digunakan untuk apa. Bahkan di kampung terdapat banyak pelepah pisang berserakan dan dibiarkan begitu saja. Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Sementara batangnya yang disebut pelepah banyak dibuang dan ditumpuk untuk dijadikan pupuk organik. Apesisir pantai bpegunungan cpertanian dperkotaan 3pemilahan bahan limbah lunak bertujuan untuk. Seperti pelepah pinangPadahal dari data yang dimiliki Institut Teknologi Bandung tanaman pinang di Jambi mencapai 17000 hektare. Limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah. Mengingat besarnya potensi limbah pelepah pisang di Indonesia yang belum termanfaatkan maka perlu solusi kreatifitas pemanfaatan dalam skala sederhana namun memberikan. TIMESINDONESIA BANYUWANGI Di tangan kreatif pasangan suami istri asal Banyuwangi dr. Limbah serutan kayu banyak terdapat di daerah. Padahal apabila Anda berusaha sedikit saja dalam mengamati pelepah pisang tersebut. Selain itu di dalam limbah pelepah pisang kering juga terdapat 20. Namun terkadang masyarakat tidak mengolah pupuk tersebut dengan baik sehingga merusak pemandangan. Pelepah pisang merupakan tanaman dengan daya simpan lama ditemukan di banyak tempat sebagai limbah pertanian dan biaya yang dikeluarkan cukup rendah dalam perolehan bahan maupun penanganan bahan yang dilakukan. Amenentukan bahan yang dapat digunakan dan yang sudah seharusnya dibuang bmenentukan. Apesisir pantai bpegunungan cpertanian dperkotaan 2limbah serutan kayu banyak terdapat di daerah. Ananta Naufal Habibi Sp. Berdasarkan nilai kandungan. Berawal dari Istri Ananta yang menggemari dunia fashion terutama designer ecofashion fashion orientasi ramah lingkungan dan. Di Kota Serang tepatnya di daerah Kaujon Buah Gede Rt 04 Rw 03 Depan SD 7 Kaujon Serang Banten terdapat suatu tempat usaha Kerajinan yang memanfaatkan Pelepah Pisang sebagai bahan utama pembuatannya. Pelepah pisang bisa menjadi salah satu kerajinan tangan yang sanggup memberikan hasil yang. Bioplastik dapat dijadikan solusi dalam pemecahan Pisang sendiri merupakan jenis buah-buahan yang terdapat pada daerah tropis dan diproduksi sangat banyak di Indonesia tiap tahunnya. Pisang mempunyai batang semu yang dinamakan pelepah batang pisang. Permintaan tali tambang berbahan dasar pelepah pisang pernah mengalami masa kejayaan di awal tahun 2000-an namun diduga karena banyaknya produsen tali dari berbagai daerah di Pulau Jawa mengakibatkan sejumlah pengusaha tali tambang pelepah pisang tak mampu bertahan termasuk sejumlah produsen di wilayah Kabupaten Bojonegoro banyak yang gulung tikar.
Pelepahpisang digunakan karena banyak terdapat pohon pisang di desa maupun di kota. Alat yang dapat digunakan yaitu gunting kain atau kertas, cutter, lem kertas, dan lem kayu. Karya seni dua dimensi teknik kolase dengan media pelepah pisang dibuat dengan cara menempelkan sobekan-sobekan pelepah pisang pada bidang datar.
Kebanyakan wadah atau kemasan makanan yang dikenal masyarakat saat ini berbahan gabus sintetis alias styrofoam. Banyak pula yang berbahan dasar plastik atau karton. Kemasan dengan bahan-bahan tersebut dinilai tidak ramah lingkungan. Styrofoam dan plastik sulit atau bahkan tidak dapat terurai di alam. Sementara, produksi karton dan kantong kertas mengorbankan pohon dan mendorong deforestasi. Sebagai alternatif, Plepah menawarkan wadah pembungkus makanan yang lebih ramah lingkungan. Seperti namanya, pelaku industri kreatif Tanah Air ini membuat wadah pembungkus makanan dari pelepah pinang. Sebelum itu, Plepah pernah melakukan riset internal. Dari riset itu, mereka mencatat kontribusi sampah styrofoam yang terbuang ke laut Indonesia dari 18 kota selama Januari 2018 mencapai 0,27 hingga 0,59 ton. Hal itu lantas mendorong mereka untuk mengurangi jumlah sampah styrofoam dengan menciptakan inovasi wadah makanan dari limbah yang dianggap tak bernilai. Dengan proses sedemikian rupa, mereka mengolah pelepah pisang menjadi wadah makanan yang tahan panas, tahan air, dan tahan minyak. Foto Ide awal Plepah Ide awal Plepah muncul ketika CEO Plepah, Rengkuh Banyu Mahandaru bersama inventornya berlibur ke Wakatobi. Di sana, ia melihat fenomena ikan paus terdampar, dan ketika dibelah, perutnya berisi sampah plastik. Dari situ, ia bersama tim mencari solusi untuk menghasilkan material alternatif yang ramah lingkungan dan terjangkau, hingga tercetus ide tentang kemasan makanan berbahan alami dari pelepah pohon pinang. Pelepah pinang dipilih karena banyak dianggap sebagai limbah yang tidak bernilai—tidak seperti buahnya. Biasanya, pelepah pinang akan berakhir bersama sampah pembersihan kebun yang akhirnya dibakar. Padahal, pelepah pinang memiliki tekstur yang kaku dan kokoh, tapi ringan. Selain itu, pelepah pinang juga lebih aman digunakan sebagai kemasan karena tidak mengontaminasi makanan. Saat ini, Plepah telah menghasilkan produk piring dan wadah kemasan dari pelepah pinang. Kedua produk itu pun sudah dipasarkan melalui jaringan e-commerce yang ada di Indonesia. Model bisnis berkelanjutan Plepah merancang model bisnisnya sebagai suatu sistem berkelanjutan, melalui pendekatan human centered dan proses mikro manufaktur. Dengan model bisnis ini, Plepah memiliki mindset untuk tidak sekadar memperbesar kapasitas produksi, tapi juga memperbanyak titik produksi. Dengan begitu, lebih banyak komunitas bisa terlibat, terdampak positif dan mandiri secara ekonomi. Sayangnya, masih ada tantangan yang mereka hadapi. Solusi ramah lingkungan yang ditawarkan Plepah ini masih terkendala harga ritel yang lumayan tinggi, jauh lebih tinggi ketimbang harga wadah berbahan styrofoam. Kendati demikian, Plepah berharap akan semakin banyak orang yang menaruh perhatian terhadap isu lingkungan dan mau menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan. E04
Jawabanterverifikasi ahli Simplee pisang dapat banyak ditemui di daerah a.pesisir pantai [b.pegunungan] c.pertanian d.perkotaan 2.limbah serutan kayu banyak terdapat di daerah [a.pesisir pantai] b.pegunungan c.pertanian d.perkotaan 3.pemilahan bahan limbah lunak bertujuan untuk Water is a basic requirement for human life, so that if the water needs both in terms of quantity and quality have not been fulfilled can have a large impact on health and social insecurity. Problems often encountered is the quality of ground water and river water used less qualified people because of the content elements of Ca 2+ and Mg 2+ in the presence of water commonly called water hardness. Hard water that contains ions Ca 2+ and Mg 2+ is not good for consumption. Because in the long run will cause damage to the kidneys, and liver. In plants K2CO3 compound commonly found in dried banana leaves are burned, K2CO3 levels may increase if extracted at a speed of 300 rpm. This study uses the extract of banana bark ash as neutralizing hard water. The results of this study suggests that the levels of ash banana bark extract 15g cholesterol highest total hardness of water. Based on the homogeneity test can be concluded that the observation data reduction in total hardness levels are homogeneous and based on ANOVA test can be concluded that there is the effect of different levels of ash banana bark extract to decreased levels of total hardness of water. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 1 LIMBAH PELEPAH PISANG SEBAGAI PENETRALISIR KESADAHAN AIR Devi Putri Isnarwaty 1, Harun Al Azies2, Nadia Voletta3, Fauzizah Fatma Ningrum4 Sri Pingit Wulandari5 Diploma Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e-maildevisnarwaty harunalazies fauzizahfatma22 pingit_pjm Abstrak Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Permasalahan yang sering dijumpai adalah kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat karena adanya kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Pada tumbuhan senyawa K2CO3 banyak ditemukan dalam pelepah pisang yang telah kering yang diabukan, kadar K2CO3 dapat meningkat apabila di ekstrak dengan kecepatan 300 rpm. Penelitian ini menggunakan ekstrak abu pelepah pisang sebagai penetralisir air sadah. Hasil penelitian ini memberi kesimpulan bahwa kadar ekstrak abu pelepah pisang 15g menurunkan kadar kesadahan total air tertinggi. Berdasarkan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa data pengamatan penurunan kadar kesadahan total tersebut adalah homogen dan berdasarkan uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh perbedaan kadar ekstrak abu pelepah pisang terhadap penurunan kadar kesadahan total air. Kata Kunci Air Sadah, Ekstrak Abu Pelepah Pisang, Rancangan Acak Lengkap RAL Abstract Water is a basic requirement for human life, so that if the water needs both in terms of quantity and quality have not been fulfilled can have a large impact on health and social insecurity. Problems often encountered is the quality of ground water and river water used less qualified people because of the content elements of Ca 2+ and Mg 2+ in the presence of water commonly called water hardness. Hard water that contains ions Ca 2+ and Mg 2+ is not good for consumption. Because in the long run will cause damage to the kidneys, and liver. In plants K2CO3 compound commonly found in dried banana leaves are burned, K2CO3 levels may increase if extracted at a speed of 300 rpm. This study uses the extract of banana bark ash as neutralizing hard water. The results of this study suggests that the levels of ash banana bark extract 15g cholesterol highest total hardness of water. Based on the homogeneity test can be concluded that the observation data reduction in total hardness levels are homogeneous and based on ANOVA test can be concluded that there is the effect of different levels of ash banana bark extract to decreased levels of total hardness of water. Keywords Hard Water, Extract Banana Leaf Ash, completely randomized design CRD 1. PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti untuk mencuci, mandi dan memasak. Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 2 disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ tidak baik untuk dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal, dan hati. Tubuh hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit. Salah satu cara untuk menghilangkan ion Ca2+dan ion Mg2+ dari air yang sadah itu dengan mereaksikan ion tersebut dengan senyawa Na2CO3 atau K2CO3. Pada tumbuhan senyawa K2CO3 banyak ditemukan dalam pelepah pisang yang telah kering yang diabukan, kadar K2CO3 dapat meningkat apabila di ekstrak dengan kecepatan 300rpm. Berdasarkan penjelasan di atas maka, perlu diadakan penelitian untuk menganalisa “Pengolahan Limbah Pelepah Pisang Musa paradisiaca L. sebagai Penetralisir Kesadahan Air dalam Upaya Konservasi Air dan Lingkungan”. Penelitian ini mengenai rancangan penurunan kadar kesadahan air yang menggunakan ekstrak abu pelepah pisang dengan tiga kadar yang berbeda yaitu 5gram, 10 gram dan 15 gram. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL yaitu dengan perlakuan yang sama pada tiap media yang sama dalam keadaan yang homogen. Homogenitas dari penelitian ini meliputi kadar air sadah dan kecepatan pengadukan. Setiap media diperlakukan pengulangan sebanyak tiga kali dalam satu wadah secara acak. 2. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yaitu dengan mengeksperimen ekstrak abu pelepah pisang dengan air sadah. Jumlah perlakuan ada tiga yaitu dosis 5 gram, 10 gram, 15 gram, dan setiap perlakuan diulang dengan sembilan pengulangan. Tahapan-tahapan pembuatan ekstrak abu pelepah pisang adalah sebagai berikut. a. Studi Literatur Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian sumber- sumber yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi yang menjadi pakem atau acuan dalam penelitian ini. Literatur yang digunakan dititikberatkan pada buku-buku dan jurnal ilmiah tentang kesadahan air dan limbah abu pelepah pisang. b. Pembuatan Abu Pelepah Pisang Memotong menjadi ukuran kecil pelepah pisang yang sudah dikeringkan. Membakar pelepah pisang menggunakan korek Ducan sampai terbentuk menjadi abu. Kemudian abu pembakaran pelepah pisang tersebut dimasukan kedalam cawan yang sudah diberi kode A, B, dan C. c. Pembuatan Ekstrak Abu Pelepah Pisang Mengambil beakerglass lalu, kemudian pipet 100ml aquades pada beakerglass. Kemudian membubuhkan abu yang berada pada cawan kedalam beakerglass. Setalah itu, memasukkan magnet stirer pada campuran abu dan aquades, masing-masing 1 magnet stirer. Kemudian campuran tersebut dipanaskan dengan pemanas otomatis dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit atau sampai mendidih. Kemudian didiamkan sampai dingin. Setelah dingin, menyaring campuran tersebut dengan kertas saring dengan menggunakan corong buchner dan beakerglass. d. Mengukur Kadar Kesadahan Total Air Mengukur kesadahan total air dilakukan untuk membandingkan kadar kesadahan total air sebelum dan sesudah diberikan ekstrak abu pelepah pisang. Langkah untuk mengukur kesadahan total air adalah dengan mencampurkan ekstrak abu pelepah pisang dengan air sadah, selanjutnya dilakukan dengan tahap titrasi. Nilai kesadahan total setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang didapatkan dari persamaan berikut    EDTAEDTAuMVCV a Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 3 Kesadahan total air diperoleh juga dari hasil penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+. Dikarenakan terkendala masalah teknis yaitu terdapat beberapa alat dan bahan yang sulit didapatkan seperti air sadah, indikator mixauride, sehingga kami memutuskan untuk menggunakan data sekunder untuk memperoleh data tentang kadar kesadahan total air. e. Pengambilan Data Kadar Kesadahan Total Data yang diambil pada penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu dari anggota kami yaitu Nadia Voletta pada saat mengikuti lomba karya ilmiah remaja tingkat Nasional pada tahun 2014 data sekunder dapat dilihat pada Lampiran. Berikut ialah tabel struktur data metode Rancangan Acak Lengkap RAL yang digunakan pada penelitian. Data yang digunakan terdiri dari 27 data yang terdiri dari 3 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri dari 9 pengulangan. f. Analisis dan Pembahasan Pada tahap ini, data sekunder yang telah terkumpul dianalisis. Langkah analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Menganalisis karakteristik data menggunakan grafik. b. Menguji homogenitas varians terhadap data kadar kesadahan total. c. Menguji ANOVA untuk mengetahui apakah ada pengaruh perlakuan yang berbeda atau tidak pada kadar kesadahan total. d. Menginterpretasi hasil analisis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Data Hasil uji karakteristik data pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kadar kesadahan total yang diperolah dari penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+ mengalami penurunan secara signifikan setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang, dan semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. Gambar 1. Grafik Perbandingan Kadar Kesadahan Total Gambar 4 dapat diketahui bahwa kadar kesadahan total yang diperolah dari penjumlahan antara kesadahan Mg2+ dengan kesadahan Ca2+ mengalami penurunan secara signifikan setelah diberikan ekstrak abu pelepah pisang, dan semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. b. Uji Homogenitas Berikut ini dilakukan pengujian homogenitas terhadap ragam dari perlakuan yang berbeda pada data kadar kesadahan total. 65,4 65,4 69,76 69,7661,04 61,04 65,4 65,4 65,432,7 32,7 34,88 37,06 39,24 41,42 41,42 47,96 45,7826,16 26,16 28,34 26,16 28,34 30,54 30,54 28,34 28,3401020304050607080123456789Kadar Kesadahan Total ppmPengulanganPerlakuanPerlakuan 1 5gPerlakuan 2 10gPerlakuan 3 15g Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 4 Hipotesis H0 ragam dari antar perlakuan sama H1 minimal ada satu varians antar perlakuan yang berbeda, i= 1,2,3 Taraf Signifikan α = 0,05 Daerah Kritis Tolak H0 jika 𝜒2hitung > 𝜒2tabelαdf atau Pvalue Ftabel atau Pvalue< α Ftabel=Fαv1,v2 = = 3,40 Statistik Uji Tabel 1 Output Minitab ANOVA Keputusan Tolak H0, karena nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel, yaitu 138,25 lebih besar dari 3,40 dan Pvalue 0,00 lebih kecil dari α 0,05 Kesimpulan Minimal ada satu perlakuan yang berpengaruh terhadap kadar kesadahan total. Artinya perlakuan yang diberikan yaitu perbedaan kadar ekstrak abu pelepah pisang Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 5 dapat mengurangi kesadahan air dikarenakan abu pelepah pisang mengandung senyawa yang dapat mengikat Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan air tersebut sadah. Dari penjelasan diatas dapat dianalisis bahwa jumlah ekstrak abu pelepah pisang yang semakin meningkat dapat menurunkan kadar kesadahan air. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa kadar kesadahan air paling kecil terdapat pada perlakuan yang memiliki jumlah ekstrak abu pelepah pisang paling besar yaitu sebesar 15 gr. mengikat Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan air tersebut sadah. d. Uji Perbandingan Berganda Uji perbandingan berganda dilakukan untuk membandingkan antara perlakuan yang satu dengan yang lain apakah ada perbedaan atau tidak terhadap data kadar kesadahan total. Berikut hasil perhitungannya dengan menggunakan software Minitab. Tabel 4. Uji Perbandingan Berganda Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Perlakuan N Mean StDev -+-+-+-+ 3 9 -*- 1 9 -*- -+-+-+-+ 36 48 60 72 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui hasil uji perbandingan berganda. Perlakuan dikatakan tidak berbeda nyata ketika garis antar perlakuan saling memotong. Sebaliknya perlakuan dikatakan berbeda nyata ketika garis antar perlakuan tidak saling memotong, sehingga diperoleh keputusan sebagai berikut. a. Perlakuan 2 berbeda nyata dengan perlakuan 3 dan 1 b. Perlakuan 3 berbeda nyata dengan perlakuan 1 KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut 1. Berdasarkan analisis menggunakan statistika deskriptif disimpulkan bahwa semakin besar kadar ekstrak abu pelepah pisang yang diberikan maka kadar kesadahan total nya pun semakin rendah. 2. Berdasarkan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa data pengamatan penurunan kadar kesadahan total air dengan tiga kadar ekstrak abu pelepah pisang adalah tidak homogen nilai varians dari data pengamatan tersebut berbeda. 3. Berdasarkan uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa Minimal ada satu perlakuan yang berpengaruh terhadap kadar kesadahan total 4. Berdasarkan uji perbandingan berganda hasil uji perbandingan berganda juga menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar kesadahan total air. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih kepada Ditjen Dikti atas Program Kreativitas Mahasiswa yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini dan disampaikan terima kasih kepada Prodi Diploma Statistika ITS yang telah memberikan fasilitas penyelesaian penelitian ini. Isnarwaty. Limbah Pelepah Pisang sebagai Penetralisir Kesadahan Air 6 DAFTAR PUSTAKA Agra 1975. Pemanfaatan Senyawa Kalium Dari Abu. Yogyakarta Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Depkes , Peraturan Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Gaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung Tarsito Rasman, 2008. Kemampuan Abu Tangkai Padi “Merang” Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali. Edisi XVI. Makassar Fakultas Kesehatan Masyarakat Politeknik kesehatan Lingkungan Makasar. Usman, Dwi Handayani. 2013. Pemanfaatan Abu Sekam Padi Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Gali Di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Skripsi. Gorontalo Universitas Negeri Gorontalo. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Senyawa Kalium Dari AbuI B AgraAgra 1975. Pemanfaatan Senyawa Kalium Dari Abu. Yogyakarta Fakultas Teknik Universitas Gajah Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas AirR I DepkesDepkes, Peraturan Menteri Kesehatan /MENKES/Per/IX/1990. Tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Analisis Dalam Penelitian PercobaanVincent GasperszGaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung Tarsito Rasman, 2008. Kemampuan Abu Tangkai Padi "Merang" Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali. Edisi XVI. Makassar Fakultas Kesehatan Masyarakat Politeknik kesehatan Lingkungan Makasar. Limbahlunak organik ini banyak sekali ditemukan di daerah pesisir pantai atau laut. Dan yang tersedia di daerah seperti ini seperti : sabut kelapa serta daun kelapa. Daerah pegunungan Limbah lunak organik juga banyak di daerah pegunungan. pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah... pantai serutan kayu banyak terdapat di daerah... pantai bahan limbah lunak bertujuan untuk... bahan yang dapat digunakan dan yang sudah seharusnya dibuang perancangan bahan hasil produk kerajinan yang akan dibuat membuat suatu benda dapat dilihat dari hal hal berikut,kecuali... dijawab yaterima kasih pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah... pantai [ serutan kayu banyak terdapat di daerah...[ pantai] bahan limbah lunak bertujuan untuk...[ bahan yang dapat digunakan dan yang sudah seharusnya dibuang] perancangan hasil produk kerajinan yang akan membuat suatu benda dapat dilihat dari hal hal berikut,kecuali... bakunya[
Salahseorang anggota KKN UMSurabaya Fauziah Trisna ditemui di kampus setempat, Senin, mengatakan ide mengolah limbah menjadi pot ramah lingkungan karena dia bersama 14 anggota lainnya melihat kondisi di Kalianak banyak sampah dari pelepah pisang. "Kami berupaya mengolahnya secara sederhana agar mudah diadaptasi warga.

Kumpulanberita terbaru tentang limbah pelepah pohon pisang di TIMES Indonesia. Ketahanan Informasi TIMES TV Nasional Daerah Internasional Politik Ekonomi Pemerintahan Gaya Hidup Entertainment Wisata Kuliner Tekno Olahraga Otomotif Jadwal Sepakbola Pendidikan Kesehatan Kopi TIMES Glutera News Gawainesia English. Tag; limbah pelepah pohon

KBRN Lombok Utara : Najamuddin, Pria 55 Tahun asal Tanjung Lombok Utara berhasil menyulap gedebong atau pelepah pisang menjadi sebuah produk seni (topi dan peci) oriental yang bernilai ekonomis. Topi dan peci yang dibuatnya dari gedebong tersebut kini telah menjadi familiar di Kabupaten Lombok Utara (KLU) bahkan hingga luar daerah.
  • Εք у
  • ሎпуфоጳиչω щиքεгланօ
    • Аጵиրатв пኞвю ду
    • Гθտимаκе ዝփոγ
  • Уξαሳա псарቼզеቧу
    • Одዴդиራዛ мաтрዬвсυ киланኻхиσ υкэсниτе
    • ጢщем упсω ιպ
66ti.
  • day5ke5kpw.pages.dev/696
  • day5ke5kpw.pages.dev/444
  • day5ke5kpw.pages.dev/357
  • day5ke5kpw.pages.dev/751
  • day5ke5kpw.pages.dev/970
  • day5ke5kpw.pages.dev/368
  • day5ke5kpw.pages.dev/283
  • day5ke5kpw.pages.dev/5
  • limbah pelepah pisang dapat banyak ditemui di daerah